Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Idealisme Para "Newbie"

15 April 2019   07:56 Diperbarui: 15 April 2019   13:56 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita berharap bahwa segala sesuatunya berjalan lancar dan tenang, maka kita tidak akan pernah mempelajari sesuatu yang berharga. Dengan demikian kita tidak akan melihat hal besar disuatu hari nanti. Menjumpai segudang persoalan, bertemu dengan ketidaksesuaian antara realitas dengan harapan secara tidak langsung telah membantu kita berakselerasi dalam upaya pengembangan diri serta pribadi. 

Hanya saja memang hal ini tidak dengan begitu mudah dijalani. Perlu kesabaran untuk menikmati setiap proses. Apabila kita memiliki keberanian sedikit lebih banyak sehingga memungkinkan kita bertahan lebih dalam dalam situasi yang jauh dari idealisme pribadi, maka dikemudian hari kita akan menemukan potensi hebat diri kita yang selama ini tersembunyi. 

Pada saatnya tiba, idealisme itu itu sangatlah mungkin untuk diperjuangkan. Namun sebelum itu, kita harus mulai membangun jalan menuju kesana. Idealisme ibarat sebuah impian besar yang hanya bisa dicapai melalui perjalanan panjang penuh rintangan. 

Jika sekarang kita dituntut untuk sedikit berlaku pragmatis, selama hal itu tidak menghianati prinsip-prinsip utama yang kita yakini maka seharusnya hal itu bisa ditolerir. Mungkin sikap pragmatis yang saat ini kita lakukan adalah bagian dari menuju idealisme yang kita yakini itu sendiri. 

John C. Maxwell pernah mengatakan bahwa untuk mencapai titik tujuan akhir terkadang seseorang perlu mengambil jalan memutar. Memang benar bahwa impian seseorang, visi misi kita, atau harapan besar yang kita semua miliki ada di ujung sana. Meskipun begitu, kita tidak harus selalu berjalan lurus ke depan. 

Ada belokan yang mesti kita lewati, ada persimpangan yang harus kita lewati, dan terkadang ada perhentian sementara yang harus kita singgahi. 

Selama kita masih berorientasi pada tujuan akhir yang kita yakini, maka sesulit dan tidak senyaman apapun perjalanan yang kita tempuh hal itu tidak akan membuat kita gentar dan melangkah mundur. 

Mari kita fokus pada proses menumbuhkan dan mengembangkan pribadi kita dalam hal skilll, pengetahuan, dan attitude guna menunjang hari depan yang cemerlang.

Salam hangat,
Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun