Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Surat Suara Tercoblos Sendiri, Logiskah?

12 April 2019   07:29 Diperbarui: 12 April 2019   08:03 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jikalau surat suara tercoblos sesuai dengan paslon pilihannya, maka si pemilih tidak perlu repot-repot mencoblosnya lagi. Lalu bagaimana jika tercoblos pada paslon lawan? Warga tentu bisa langsung menunjukkan hal itu kepada panitia atau membuatkan pengaduan kepada panwaslu terkait hal ini. 

Dengan demikian "keanehan" surat suara tercoblos itu dapat dibuktikan langsung oleh masyarakat pemilik hak pilih. Bagaimana kalau panitia pemungutan suara ternyata berlaku curang dengan menyisihkan surat suara tercoblos dan hanya memberikan surat suara yang bagus saja, kemudian surat suara tercoblos tadi baru diberikan saat dilakukan perhitungan hasil pencoblosan? Dalam hal ini, tentunya DPT setiap TPS sudah didata dengan jelas. 

Seharusnya ada kesesuaian antara "undangan" bagi para warga pemilih yang terkumpul pada hari H pemilihan dengan jumlah surat suara yang terpakai. Hanya saja untuk memastikan hal ini setiap warga negara pemilik hak pilih harus serta merta berperan aktif bahwa hak pilihnya tidak direnggut atau disalahgunakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. 

Kecurangan dalam pemilu brangkali merupakan ancaman masif yang terus ada dari waktu ke waktu. Namun selama semua warga negara ikut bahu membahu melakukan pemantauan, maka kecurangan itu bisa dicegah.

Mungkin kita semua masih menebak-nebak terkait mengapa surat suara bisa tercoblos padahal pemilu saja masih tanggal 17 April nanti. Temuan kasus yang diduga sebagai kecurangan pemilu di Selangor, Malaysia mestinya menjadi alarm bahwa proses pesta demokrasi ini harus lebih menjadi perhatian bersama. 

Jangan sampai ada hal-hal yang sebenarnya bukan kecurangan dianggap sebagai kecurangan atau sebaliknya. Hal itu akan menyakiti salah satu pihak yang berkompetisi di arena pemilihan umum nanti. Jangan memulai menentukan pemimpin bangsa atau para wakil rakyat dengan kecurangan, karena negara kita tidak akan pernah baik jikalau pemimpin dan wakil rakyatnya saja meraihnya dengan tipu muslihat. 

Kepedulian bersama adalah kunci untuk mengawal pesta demokrasi agar berlangsung secara jujur, adil, dan demokratis. Siapapun yang terpilih nanti, apabila hal itu dilakukan secara fair maka saya yakin bangsa ini akan lebih baik kedepannya.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun