Sukses tidaknya sebuah ikatan pernikahan bukan orang lain yang menentukan. Bukan orang tua, buka sanak kerabat, dan bukan juga orang ketiga. Pemegang kunci suksesnya sebuah pernikahan tetaplah pasangan suami istri itu sendiri. Mereka memiliki kuasa untuk menata hati mereka, mereka punya kuasa untuk mengatur perasaan mereka, dan mereka punya kuasa untuk mengambil sikap terhadap hal-hal yang terjadi dalam jalinan rumah tangganya.Â
Beberapa ikatan pernikahan ada yang terputus karena kehadiran orang ketiga, beberapa yang lain ada pasangan suami istri yang berpisah karena anggapan sang suami tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dan sebagian lagi ada keluarga berpisah karena orang tuanya begitu ikut campur mengatur bahtera rumah tangga mereka.Â
Jika melihat lebih jauh, perpisahan itu terjadi bukan karena faktor tersebut. Namun perpisahan itu terjadi karena hilangnya kendali diri dari suami atau istri, dan hilangnya harmoni serta kesepahaman didalam keluarga. Hilangnya beberapa hal ini menjadikan seorang suami atau istri tidak mampu bersikap secara tepat, tidak mampu mengerti kondisi satu sama lain, dan tidak memiliki daya tahan yang baik sebagai satu kesatuan keluarga. Dengan ikrar pernikahan seharusnya hal itu membuat masing-masing individu belajar untuk menyatu dalam segala situasi maupun kondisi.
Komitmen menjalani bahtera rumah tangga dimulai dengan ikrar suci pernikahan. Kemudian komitmen itu dilanjutkan dengan melihat segala kemungkinan yang timbul dalam rumah tangga serta mampu bersikap secara tepat terhadap semua kemungkinan yang terjadi nantinya. Untuk itu menjadi sangat penting bagi siapapun yang ingin mulai berumah tangga untuk berlatih menekan egonya masing-masing serta menempatkan diri pada posisi orang lain.Â
Sukses tidaknya ikatan pernikahan yang dirajut dengan susah payah akan terlihat seiring waktu demi waktu yang dijalani sepasang suami istri dalam menjalani hari-harinya. Barangsiapa yang mampu menjalaninya penuh kearifan maka disitulah mereka menemukan indahnya berkeluarga.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H