Mungkin saya kurang memahami secara luas makna membangun jiwa bangsa, namun jika berkaca pada bangsa-bangsa yang telah berkembang secara luar biasa seperti bangsa Jepang semestinya kita bisa melihat realitas bahwa mempelajari ilmu pengetahuan dari bangsa-bangsa lain yang lebih berkembang serta memadukannya dengan kearifan lokal merupakan kunci menuju kemajuan.Â
Jika bangsa Jepang begitu bangga dengan warisan Samurai berikut budaya yang dibawanya, maka kita pun sebenarnya memiliki warisan budaya yang jauh lebih luar biasa. Coba kita sedikit menoleh kebelakang tentang masa jaya kerajaan masa lalu seperti Sriwijaya atau Majapahit.Â
Pernahkah kita melihat lebih jauh nilai-nilai mulia yang membawa kedua kerajaan tersebut mencapai masa jayanya? Benar apa yang dikatakan oleh Bung Karno tentang JAS MERAH, jangan sekali-kali melupakan sejarah.Â
Maju mundurnya, atau bangkit terpuruknya bisa kita pelajari dari masa lalu. Kita telah melihat peralihan kekuasaan berjalan dengan tidak sebagaimana mestinya pada era orde lama ke order baru atau order baru ke reformasi.Â
Beberapa hari menjelang pemilihan umum (pemilu) pada 17 April 2019 nanti semestinya kita semua ikut memikirkan dan memberikan aksi tentang bagaimana nasib bangsa kita lima tahun kedepan.Â
Siapapun yang terpilih nanti sebagai pemegang amanah rakyat mungkin tidak perlu mendeklarasikan kalimat penanda sebuah era sebagaimana tradisi bangsa Jepang.Â
Namun pemimpin yang terpilih nanti tetap harus mendeklarasikan tentang visi utamanya membangun bangsa ini. Terutama menciptakan generasi manusia Indonesia yang berhati nurani serta berpengetahuan luas. Masih ada didalam ingatan saya tentang sebuah harapan besar dari para orang tua terhadap anak-anak mereka, yaitu tentang keberadaan sebuah generasi penerus yang "Berotak Jerman, Berhati Mekah."
Sebuah harapan orang tua yang dimala lalu begitu mengagumi sosok cerdas seperti Bapak B.J Habibie yang menempuh studinya di Jerman atau keberadaan ilmuwan besar kelahiran Jerman seperti Albert Einstein.Â
Mekah adalah kiblat umat muslim dimana disana adalah awal mula hati nan suci diasah. Memadukan intelektualitas mumpuni dengan hati yang bersih adalah gambaran tentang hebatnya manusia.Â
Bisa dibayangkan betapa luar biasa ketika memiliki generasi-generasi penerus yang hati dan pikirannya seperti itu. Mungkin tidak akan ditemukan saling hujat, menjatuhkan, atau mempermalukan sesama anak bangsa.
Bangsa Jepang telah menyiapkan era baru dengan harapan menjadi bangsa yang disirami ketertiban serta harmoni didalam masyarakatnya. Bagaimana dengan kita? Apa harapan kita untuk negeri kita tercinta ini? Â Apakah kita juga mendambakan "reiwa" untuk negeri ini?Â