Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memupuk "Intangible Asset" Personal, Kreativitas!

7 Februari 2019   07:34 Diperbarui: 7 Februari 2019   08:46 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : creativeadvertisingworld.com

Mungkin beberapa dari kita bertanya, apa sih pentingnya kreativitas bagi seseorang? Mengapa kita perlu memilikinya? Kreativitas dapat diungkapkan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa melalui sumber daya yang biasa. 

Dengan kata lain, kreativitas itu membantu kita untuk menghadirkan hasil yang lebih banyak, lebih baik, dan lebih keren dalam suatu aktivitas tertentu. 

Bahkan Anthony Robin menyebutkan bahwa kegagalan seseorang untuk berhasil bukanlah karena ia kekurangan modal uang atau sejenisnya, akan tetapi karena ketiadaan kreativitas didalamnya. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa kreativitas merupakan intangible asset yang sangat berharga dan ia hanya akan bisa sepenuhnya menjadi milik kita apabila kita terus mengasahnya. 

Menurut Profesor Rhenald Kasali, intangible asset harus diasah terus menerus hingga melekat dalam sistem memori kita, khususnya pada muscle memory. Mungkin bisa dikatakan juga bahwa intangible asset berupa kreativitas ini harus dijadikan mendarah daging dulu sehingga kita bisa secara otomatis mempergunakannya kapanpun ia diperlukan.

Membicarakan tentang kreativitas mungkin kita tidak asing dengan nama MacGyver, sosok kreatif yang bisa menghasilkan hal-hal diluar perkiraan dengan hanya mempergunakan alat-alat sekadarnya. 

Ketika hampir semua orang dahulu menganggap handphone sebagai alat untuk menelepon dan bertukar pesan singkat saja, muncul gagasan smartphone yang mengombinasikan fungsi telepon, sms, dan internet. 

Ketika banyak anggapan bahwa membeli makanan harus selalu datang ke warung atau tempat makan favorit, kini hal itu bahkan bisa dilakukan hanya melalui ketikan jari di smartphone.

Berfikir diluar kebiasaan dan mampu menghasilkan sesuatu yang lebih dengan resource yang sama merupakan esensi utama dari menjadi kreatif. Jika kita sadar, saat ini kita berada disebuah era yang begitu kompetitif, era yang dinamis, serba tidak pasti, dan tentunnya memiliki kompleksitas begitu tinggi. 

Hal ini sudah tentu menuntut seseorang yang ingin eksis didalamnya untuk memiliki kemampuan yang unik, spesial, serta luar biasa agar senantiasa dapat menjadi yang terdepan.

Salam hangat,

Agil S Habib  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun