Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya Memahami Sesuatu dari Sudut Pandang Orang Lain

14 Januari 2019   08:39 Diperbarui: 14 Januari 2019   13:21 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dale Carnagie memberikan pengajaran yang luar biasa terkait bagaimana seseorang itu sebaiknya bersikap kepada orang lain. Sebuah sikap yang diharapkan nanti dikemudian hari akan memberikan konsekuensi positif kepada diri masing-masing.

Dalam buku How to Win Friends & Influence People, Dale Carnagie menyebutkan setiap orang akan senantiasa memberikan perlindungan terhadap dirinya sendiri tatkala disudutkan atau disalahkan oleh orang lain. 

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk bertindak defensif dalam melindungi dirinya. Bahkan dalam buku tersebut dikatakan bahwa dari 100 kesalahan yang dilakukan oleh seseorang, hanya satu saja yang benar-benar diakui oleh dirinya. Kita memiliki pembenaran masing-masing atas apa yang kita perbuat. 

Bahkan seorang kriminal sekalipun seringkali berargumen bahwa apa yang dilakukannya itu untuk suatu kepentingan yang baik. Kita harus akui bahwa setiap orang tidak suka disalahkan, dikritik, terlebih disudutkan. Sehingga, jalinan komunikasi yang didalamnya masih mendewakan kritik, teguran, dan terlebih memojokkan tidak akan memberikan konsekuensi perubahan positif secara signifikan.

Apabila kita ingin merangkul orang lain untuk bergabung dan menjadi bagian tim pendukung kita, maka memenangkan hatinya adalah cara yang paling mujarab. Jika ingin membaur dengan baik di media sosial dan memiliki interaksi yang baik dengan orang banyak, maka kita harus menjauhi sikap sinis atau tindakan-tindakan lain yang berpotensi menciptakan ketersinggungan kepada orang lain. 

Apabila seorang atasan mendambakan bawahannya bisa bekerja sama baik dengan dirinya, maka ia harus merubah pola komunikasi yang sebelumnya memarahi, mengkritik, atau sejenisnya dengan pendekatan yang lebih bersahabat. Setiap orang akan lebih senang ketika ia diingatkan secara halus.

Jikalau mereka berbuat salah, seorang pemimpin yang bisa menempatkan diri sebagaimana kondisi bawahannya itu akan lebih bijak nantinya dalam bersikap. Cara mengingatkannya bukanlah melalui bentuk penghakiman yang mempermalukan, melainkan tindakan bersahabat yang justru membuat anggota timnya lebih terbuka dan lebih introspeksi terhadap apa yang dilakukannya. 

Terkadang kita harus melihat sesuatu dari kacamata orang lain, dan merasakan bagaimana seandainya kita berada diposisinya. Ada hal-hal yang kita pandang remeh tapi belum tentu demikian menurut orang lain. Budaya yang membentuk kepribadian setiap orang yang berbeda-beda tentu memberikan efek yang berbeda pula. 

Cara berkomunikasi, inisiatif, atau kemampuan memutuskan sesuatu mungkin akan berbeda-beda juga. Jika kita bijak untuk memahami hal ini, maka seharusnya kita tidak akan langsung ceplas-ceplos dalam berkomentar serta tidak terburu-buru dalam menilai sesuatu. Sebuah tindakan yang terlihat buruk sekalipun mungkin sebenarnya tidak seburuk yang terlihat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun