Seharusnya kita semua ingat bahwa Bangsa Indonesia ini terlahir dari kesadaran akan persatuan, bukan dari hasrat untuk berkuasa. Kita lahir dari suatu komunitas yang menjunjung tinggi asas perbedaan, baik agama, ras, ataupun budaya. Sedari dulu keberagaman dan perbedaan di negeri ini tidak pernah memunculkan kegaduhan.Â
Lantas mengapa sekarang ini kita dengan begitu mudahnya menunjuk muka seseorang atau suatu kelompok tertentu bahwa mereka salah, hanya karena pandangan mereka berbeda dengan kita. Toh bukannya masing-masing pribadi kelak akan mempertangungjawabkan perbuatannya sendiri-sendiri di hadapan Yang Maha Kuasa? Apakah sekarang kita sudah tidak lagi meyakini hal itu? Sungguh sangat disayangkan bangsa yang lahir dari persatuan justru tercerai-berai. Apakah butuh sebuah bencana untuk mengingatkan kita sebagai sebuah bangsa?
Sahabat dari Papua, rekan-rekan dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, dan Jawa mungkin memiliki banyak perbedaan. Sahabat yang beragama Islam, saudara-saudara yang beragama Kristen, Hindu, ataupun Budha memiliki keyakinannya masing-masing. Mereka berhak hidup damai dengan keyakinannya.Â
Bukan justru diberikan ketakutan, kekhawatiran, dan ancaman. Sekali lagi, kita dahulu pernah menikmati indahnya suasana damai. Keberagaman tidak membuat kita membuat sekat dalam canda dan tawa. Bahkan duka pun tidak akan menghalangi masing-masing orang untuk memberikan bantuan terbaiknya kepada saudara yang lain.Â
Sungguh sebuah keindahan di negeri kita tercinta ini. Akankah sampai menunggu datangnya bencana baru kita bisa menunjukkan jatidiri kita sebagai Bangsa Indonesia?
Salam persatuan,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H