Mohon tunggu...
Agil Muhammad Kamal
Agil Muhammad Kamal Mohon Tunggu... Atlet - agilmuhkamal@gmail.com

Barakallah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejahterahkah Indonesiaku?

14 April 2020   06:49 Diperbarui: 14 April 2020   07:02 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehidupan bangsa bernegara tentu sangat diperlukan. Rakyat indonesia yang sangat majemuk, beragam, ini sangat menjadi ciri khas negara Indonesia. Masyarakat indonesia sangat memperhatikan sekali dalam memilih pekerjaan, karena ini juga akan berpengaruh dengan sejahterah atau tidaknya kehidupan mereka. 

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tentunya sangat bergantung dengan pekerjaan mereka.  Tentunya pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat berhubungan dengan riwayat pendidikan mereka. Kesejahteraan masyarakat Indonesia saat ini sangat beragam, karena ada masyarakat yang berkucupan sekali, dan juga ada masyarakat yang sangat perlu bantuan sekali. 

Tentunya ini menjadi pertanyaan besar, mengapa kemerataan tingkat sejahtera di Indonesia masih belum maksimal ? .. ini perlu banyak evaluasi dari berbagai aspek. Tidak hanya dari masyarakat saja , tetapi pemerintah juga harus dievaluasi, apakah pemerintah sudah menangani permasalahan kemerataan diindonesia? .... apa saja solusinya .. ??  ,, itu harus ada bentuk nyata yang bisa dirasakan masyarakat.

Kemakmuran suatu bangsa bisa diketahui dengan apa ? apakah dengan mengetahui pendapatan nasional yang besar dan naik setiap tahu ? itu tidak cukup. Itu hanya keseluruhan dan data cuma dipaparkan dengan angka. Kembali lagi kita bisa sedikit melihat kebawah, Masyarakat indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan sangatlah perlu ditindak lanjuti. Mengapa mereka seperti itu ?, apakah ada masalah dikeluarganya ?, apakah mereka ada masalah dengan pekerjaan mereka ?, ini perlu dikaji lagi oleh pemerintah. 

Fungsi pemerintah dalam kondisi seperti ini tentunya, memberikan jalan keluar untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik. Kondisi stabil dalam perekonomian tentunya juga berpengaruh dalam kehidupan mereka. Dimana stabilitas ekonomi negra kurang baik, maka mereka tentunya akan sulit dalam berkehidupan sehari-hari. Tidak hanya dari segi pemerintahan saja , tapi dari segi pola pikir masyarakat yang harus diolah terlebih dulu.

Kebanyakan masyarakat yang dibawah garis kemiskinan adalah penduduk di pinggir kota-kota besar. Hal ini dimulai ketika perantau dari luar kota datang dan bekerja, mungkin beberapa bisa langsung bekerja, tetapi nasib orang berbeda-beda, ada yang langsung dapat pekerjaan, ada yang harus menunggu satu bulan atau dua bulan baru bisa bekerja. 

Tentunya ini harus di ubah dari pola pikir masyarakat yang mungkin berfikir bahwa akan lebih menjamin jika bekerja di kota besar, tapi bisa diketahui jika persaingan akan juga semakin ketat, dan hidup dikota tidak semudah hidup di desa. Bermodal keberanian langsung berangkat ke kota, tidak cukup. 

Berbekal pengalaman dan pendidikan yang sesuai adalah kebutuhan yang harus dibawa oleh perantau. Banyak resiko yang ditanggung ketika kita bekerja dikota-kota besar. Semoga hal ini bisa membuka pintu berfikir pemerintah terkait bagaimana memeratakan kemakmuran rakyanya dan bisa membuka cakrawala berfikir masyarakat tentang kehidupan dikota-kota besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun