Mohon tunggu...
Agil Hidayatulloh
Agil Hidayatulloh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/mahasiswa

Saya senang melakukan penelitian dan ingin mewujudkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Apakah mobil listrik merusak lingkungan hidup

27 Desember 2024   16:45 Diperbarui: 27 Desember 2024   16:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang benar bahwa produksi mobil listrik, meskipun bertujuan mengurangi emisi gas buang saat digunakan, tetap memiliki potensi dampak negatif terhadap lingkungan. Berikut beberapa solusi agar pembuatan mobil listrik dapat lebih ramah lingkungan:

1. Pertambangan dan Pengolahan Bahan Baku yang Berkelanjutan:

  • Mengurangi ketergantungan pada bahan baku kritis: Industri perlu berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan baterai dengan bahan alternatif yang lebih mudah didapat dan ramah lingkungan, misalnya baterai natrium-ion.
  • Praktik pertambangan yang bertanggung jawab: Menerapkan standar yang ketat untuk pertambangan nikel, litium, dan kobalt, termasuk meminimalkan kerusakan lingkungan, memastikan hak-hak pekerja, dan melibatkan masyarakat lokal.
  • Daur ulang baterai: Mengembangkan infrastruktur dan teknologi untuk daur ulang baterai secara efisien, sehingga bahan-bahan berharga dapat digunakan kembali dan limbah berbahaya dapat dikelola dengan baik. Ini krusial karena limbah baterai mengandung bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang dapat merusak lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

2. Proses Produksi yang Ramah Lingkungan:

  • Mengurangi emisi pabrik: Menggunakan energi terbarukan untuk pabrik pembuatan mobil dan baterai, serta menerapkan teknologi yang mengurangi emisi gas rumah kaca dan limbah industri.
  • Efisiensi energi dan sumber daya: Mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi penggunaan energi, air, dan bahan baku, serta meminimalkan limbah.
  • Penggunaan material daur ulang: Memanfaatkan material daur ulang dalam pembuatan komponen mobil, seperti baja, aluminium, dan plastik.

3. Infrastruktur Pendukung yang Berkelanjutan:

  • Penggunaan energi terbarukan untuk pengisian daya: Memastikan bahwa listrik yang digunakan untuk mengisi daya mobil listrik berasal dari sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, atau air. Jika listrik masih didominasi oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil, maka manfaat pengurangan emisi dari mobil listrik menjadi kurang signifikan.
  • Pengembangan infrastruktur daur ulang baterai: Membangun jaringan pengumpulan dan fasilitas daur ulang baterai yang memadai di berbagai wilayah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun