Pada tahap ini, individu mengikuti prinsip moral yang lebih tinggi yang didasarkan pada etika universal, seperti keadilan, hak asasi manusia, dan kesetaraan. Tindakan yang benar adalah yang didorong oleh prinsip moral yang berlaku secara global, bukan hanya aturan atau hukum yang berlaku dalam konteks tertentu. Orang pada tahap ini memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai norma sosial berdasarkan apakah norma tersebut mendukung keadilan dan menghormati martabat manusia.
Konsep Utama dalam Teori Kohlberg
- Perkembangan Moral sebagai Proses Kognitif Â
 Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral berhubungan dengan kemampuan individu untuk berpikir lebih kompleks dan abstrak tentang masalah moral. Semakin individu berkembang, mereka semakin mampu melihat berbagai sudut pandang dalam suatu masalah dan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang lebih luas.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
 Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman sosial, interaksi dengan teman sebaya, dan pendidikan moral. Pengalaman individu dengan situasi sosial yang melibatkan dilema moral juga memainkan peran penting dalam proses ini.
- Universalitas Tahapan
 Kohlberg mengklaim bahwa tahapan perkembangan moral ini bersifat universal dan berlaku untuk semua individu, meskipun tidak semua orang mencapai tingkat pasca-konvensional. Meskipun ada variasi dalam usia seseorang mencapai tahapan tertentu, pola perkembangan moral tetap konsisten di seluruh budaya.
 Kritik terhadap Teori Kohlberg
Meskipun teori Kohlberg sangat berpengaruh, ada beberapa kritik terhadap pendekatannya, di antaranya:
1. Bias Gender: Beberapa kritik menyatakan bahwa teori Kohlberg lebih menekankan nilai-nilai yang lebih maskulin, seperti keadilan dan hak individu, dan kurang memperhatikan nilai-nilai yang lebih feminin, seperti perhatian dan hubungan interpersonal (seperti yang diusulkan oleh Carol Gilligan).