UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Salah satu jenis usaha yang populer adalah angkringan, yang identik dengan konsep sederhana namun penuh daya tarik. Dengan harga terjangkau dan suasana santai, angkringan menjadi pilihan favorit masyarakat, khususnya di daerah Jawa. Dalam memajukan UMKM seperti angkringan, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dan inovator.
Potensi Mahasiswa dalam Membantu UMKM Angkringan
Mahasiswa memiliki berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan UMKM angkringan. Dengan pengetahuan yang mereka peroleh di kampus, kemampuan berpikir kritis, dan pemanfaatan teknologi, mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang nyata, antara lain:
1.Inovasi Produk dan Layanan
Mahasiswa dapat membantu pemilik angkringan untuk melakukan diversifikasi produk, seperti menciptakan menu baru yang sesuai dengan selera generasi muda tanpa meninggalkan ciri khas angkringan. Selain itu, layanan seperti pesan antar melalui aplikasi juga dapat diperkenalkan.
2.Peningkatan Branding dan Pemasaran Digital
Banyak angkringan yang masih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Mahasiswa dapat membantu menciptakan identitas merek yang kuat melalui media sosial, desain logo, dan konten kreatif seperti foto dan video. Dengan strategi pemasaran digital, angkringan bisa menjangkau pelanggan yang lebih luas.
3.Peningkatan Efisiensi Operasional
Melalui bimbingan tentang manajemen keuangan dan pencatatan yang lebih rapi, mahasiswa dapat membantu pemilik angkringan mengoptimalkan modal dan mengurangi pemborosan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan secara signifikan.
4.Penggunaan Teknologi Modern
Mahasiswa yang akrab dengan teknologi dapat memperkenalkan sistem kasir digital atau metode pembayaran cashless, seperti menggunakan QRIS, yang semakin populer di kalangan masyarakat.
Contoh Nyata Mahasiswa Memajukan Angkringan
Beberapa kisah sukses menunjukkan bagaimana mahasiswa mampu membawa angkringan ke level yang lebih tinggi. Misalnya, kelompok mahasiswa di Yogyakarta yang membantu angkringan tradisional menjadi lebih modern melalui platform e-commerce. Mereka mendigitalisasi proses pesanan, menjadikan angkringan tersebut mudah diakses oleh konsumen secara online.