Mohon tunggu...
Agil Firmansyah
Agil Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka kopi terutama tanpa gula, karena pada hakikatnya kopi itu pahit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Puisi "Mata Pisau" Karya Sapardi Djoko Damono

28 Desember 2022   01:08 Diperbarui: 28 Desember 2022   01:14 3601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MATA PISAU

Karya Sapardi Djoko Damono

Mata pisau itu tak berhenti menatapmu

Kau yang baru saja mengasahnya

Berfikir : Ia tajam untuk mengiris apel

Yang tersedia di atas meja

Sehabis makan malam :

Ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu

Struktur Batin

1. Tema.

Tema pada puisi Mata Pisau adalah gambaran tentang dua hal yang bisa berubah dari positif dan negatif tergantung penempatannya.

2. Amanat 

Amanat yang bisa saya ambil dari puisi tersebut adalah :

Sesuatu yang digunakan hal positif dapat menghasilkan hal positif pula, begitu pula sebaliknya.

 

3.Nada 

Nada yang digunakan pada puisi tersebut tidak menunjukkan kesedihan atau kebahagian. Nada puisi Mata Pisau bersifat datar.

4.Suasana 

Suasana yang saya dapatkan dari puisi Mata Pisau yaitu suasana yang menakutkan seperti pada larik :

Ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu

Struktur fisik

 

1.Tipografi 

Tipografi dari puisi Mata Pisau bisa dikatakan sangat sederhana karena hanya satu bait dan enam larik.

2.Diksi 

Diksi atau pemilihan kata pada puisi Mata Pisau sangat sederhana dan mudah dipahami , unsur kata katanya konvensional.

3.Rima

Rima atau pengulangan bunyi pada tengah atau diakhiri batas, puisi Mata Pisau dapat kita lihat sederhana dan termasuk ke dalam rima datar yaitu persamaan bunyi pada larik sajak. Contoh :

Mata Pisau itu tak berhenti berkejap menatapmu 

4.Imaji 

 Imaji adalah gambaran gambaran untuk menimbulkan suasana khusus agar puisi lebih menarik perhatian. Imaji pada puisi Mata Pisau menggambarkan saat kita mengiris apel untuk dimakan akan enak rasanya lain cerita jika kita menggunakannya untuk memotong urat leher.

5.Majas 

Majas majas dalam puisi Mata Pisau :

Majas Personifikasi

Mata Pisau itu tak berhenti menatapmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun