Becak dari sudut pandang apapun selain sudut pandang lingkungan keberadaan becak selalu kalah dengan motor. Tidak ekonomis dan lambat. banyak juragan becak kini mengakhiri bisnisnya.
Saya tidak tahu sampai kapan becak akan bertahan. Mungkin 10 tahun lagi keberadaan becak sudah pindah ke museum bersama sepeda onta, pedati, dokar dan kendaraan tradisional lainnya.
Atau mungkin berada di taman - taman wisata mengantar pengunjung berkeliling wahana.
Lalu siapa yang jadi tukang becak? Apa lulusan sarjana mau jadi tukang becak meski dibayar mahal pengelola wahana wisata?
Entahlah, saya tidak mampu meraba nasib tukang becak dan becaknya di masa depan tapi setidaknya becak pasti akan jadi benda pajangan museum sebagai bukti sejarah kalau peradaban Indonesia tak bisa lepas dari kendaraan roda tiga ini.
Salam buat pak Pur, tukang becak tetangga saya. Terima kasih sudah menjadi bagian dari secuil sejarah peradaban Indonesia dengan becakmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H