Hidup berdampingan dengan covid-19 setelah pertama kali covid-19 masuk di Indonesia pada bulan maret 2020. Hal itu sangat berdampak bagi semua kalangan masyarakat di Indonesia. Indonesia sudah mengalami 3 gelombang besar covid-19. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga pemberian vaksinasi.Â
Kasus harian terinfeksi covid masih ada hingga saat ini sehingga bagi sebagian masyarakat masih menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Menurut Kemenkes, total kasus covid-19 di Indonesia mencapai 6,46 juta, sedangkan jumlah kematiannya 158 ribu, hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia masih menerapkan protocol kesehatan di berbagai tempat.
Mulai awal tahun 2022 pemerintah membuat kebijakan baru dengan "transisi pandemi covid-19". Hal tersebut dilakukan agar semua masyarakat Indonesia bisa melaksanakan kegiatan sehari-hari sama seperti saat belum terjadi pandemi. Protokol kesehatan masih tetap dilakukan seperti memakai masker dan rajin mencuci tangan, namun tidak seketat di tahun sebelumnya. Hal ini juga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat yang berangsur normal.
Dampak pandemi yakni merugikan di beberapa sektor seperti pendidikan, ekonomi, dan pariwisata. Pelajar/mahasiswa dipaksa untuk tetap di rumah agar terhindar dari covid-19.Â
Hal tersebut pastinya mengganggu proses belajar. Agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan Kemendikbud RI melakukan upaya sistem daring sebagai solusi. Namun, sistem ini memiliki beberapa kekurangan. Hal itu seperti membutuhkan biaya untuk membeli paket internet yang tidak murah, kesulitan dalam menerima materi akibat hanya dijelaskan melalui video/materi, dan pengaruh sinyal internet yang kurang baik di beberapa daerah.
Seiring berjalannya waktu, kebijakan dalam sektor pendidikan juga berubah seperti adanya sistem hybrid atau 50% daring dan 50% luring kekurangan sistem ini yaitu siswa kesulitan mengatur jadwal belajar. Sistem hybrid dinilai cukup efektif karena memiliki kelebihan yakni siswa bisa lebih jelas menerima materi karena dijelaskan secara langsung atau tatap muka, adanya kesempatan untuk bersosialisasi serta meningkatkan kualitas pribadi siswa, melatih siswa untuk disiplin, dan mau bergaul terhadap lingkungannya.Â
Tentu saja siswa dituntut untuk mulai terbiasa bangun pagi setelah 2 tahun lebih pembelajaran dari rumah atau daring. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk daring adalah memberikan kuota internet gratis sesuai kebijakan Kemendikbud kuota gratis mulai jenjang paud, sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi berhak menerima bantuan tersebut.
Hal ini sangat membantu untuk meringankan pengeluaran karena mengingat harga kuota internet juga cukup mahal serta dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi covid-19.
Menurut Kemendibutristek, pada awal tahun ajaran baru 2022/2023 ini semua sekolah sudah diwajibkan menerapkan sistem pembelajaran tatap muka sama seperti sebelum adanya pandemi.Â
Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti wajib memakai masker dan wajib vaksin. Hal ini membuat masyarakat khususnya pelajar untuk beradaptasi kembali terhadap lingkungan sosial setelah 2 tahun lebih menjadi individualis.
Pandemi covid-19 juga sangat berdampak pada kemerosotan ekonomi di Indonesia. Akibat adanya pembatasan aktivitas yang secara pasti berpengaruh pada kegiatan jual beli di masyarakat. Hal tersebut juga berakibat pada banyaknya perusahan yang melakukan pengurangan produksi usaha bahkan sampai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena omzet yang menurun dan perbandingan pemasukan dan pengeluaran yang tidak seimbang. PHK tersebut berakibat juga pada meningkatnya jumlah pengangguran ditambah lulusan baru atau fresh graduate di era pandemi covid-19.
Demi bertahan hidup di era pandemi, masyarakat ternyata mampu memanfaatkan  iptek yang terus maju serta menemukan inovasi usaha yang dapat dilakukan dari rumah hingga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Maraknya bisnis online memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan pangan sampai peralatan rumah tangga. Hal itu berpengaruh juga pada meluasnya lapangan pekerjaan di bidang jasa antar paket dan jasa online lainnya.
Diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga sangat berdampak pada berkurangnya jumlah pengunjung di berbagai tempat wisata. Hal tersebut karena pemerintah mengimbau agar masyarakat Indonesia mengurangi kegiatan di luar rumah. Semua tempat wisata mengalami penurunan pengunjung dan mengakibatkan berkurangnya omzet pemasukan, bahkan ada beberapa tempat ditutup dan tidak beroperasi lagi.Â
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami penurunan pada awal tahun 2020. Dari yang semula 1,37 juta kunjungan di tahun 2019, menjadi 1,27 juta kunjungan.Â
Bahkan tingkat okupansi hotel di daerah pariwisata seperti Pulau Bali pun anjlok. Pada Februari 2020, tingkat hunian hotel berbintang di Bali ada pada angka 45,98%. Memasuki bulan Maret 2020, jumlahnya turun menjadi 25,41%. Seiring berjalannya waktu angka terinfeksi covid-19 menurun. Hal itu mempengaruhi angka kenaikan pada sektor pariwisata. Banyak turis maupun penduduk lokal mengunjungi sejumlah tempat wisata yang selama pandemi tidak ada pengunjung. Hal itu juga dikarenakan banyaknya promosi menarik di beberapa tempat wisata. Pemasaran secara digital saat ini menjadi solusi terbaik bagi dunia pariwisata.
Pemerintah telah mengupayakan untuk seluruh masyarakat agar mengikuti vaksinasi agar mengurangi jumlah covid-19. Kini Masyarakat sudah bebas beraktivitas dan bersosial.Â
Oleh karena itu, kita harus patuh terhadap kebijakan tersebut, yakni dengan tetap memakai masker serta menjaga imunitas tubuh, mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Pandemi covid-19 telah merubah berbagai aspek dalam keseharian kita. Hidup berdampingan dengan covid menjadi pengingat kita untuk senantiasa hidup sehat dan lebih prihatin terhadap diri sendiri maupun sosial. Saat ini banyak dari masyarakat Indonesia yang menganggap covid-19 seperti flu dan batuk biasa.
Pandemi covid-19 yang melanda hampir 3 tahun sampai saat ini belum berakhir. Kita bisa menghadapi dengan membiasakan diri untuk menaati protokol kesehatan. Hal itu dikarenakan berbagai upaya dari pemerintah sudah dilakukan tetapi pandemi tak kunjung usai. Satu-satunya jalan saat ini yaitu hidup berdampingan dengan virus covid-19.Â
Hal tersebut bisa kita lakukan dengan selalu meningkatkan protokol kesehatan dan menjaga imunitas. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pandemi ini. Hal itu mulai dari diwajibkan memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan juga vaksin untuk meningkatkan imun tubuh.
 Upaya dari pemerintah tersebut belum bisa sepenuhnya menghilangkan virus corona, bahkan hingga saat ini kasus terinfeksi virus corona masih bertambah. Pada dasarnya virus corona bukanlah suatu hal yang menakutkan.Â
Walaupun sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menanggulangi virus tersebut, kita tidak perlu khawatir. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk pencegahan terinfeksi covid-19 dan jika kita mengikuti dengan baik maka kita akan terlindungi dari virus tersebut. Hidup dengan kebiasaan baru ini harus kita lakukan, kekhawatiran harus kita sikapi secara rasional. Perlahan semua situasi ini pasti akan membaik dan beberapa sektor yang sempat menurun juga akan naik kembali jika kita mampu menghadapinya dengan sugguh-sungguh. Kita harus optimis bahwa kondisi ini dapat segera kembali seperti sebelum adanya pandemi covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H