Mohon tunggu...
Agie Ginanjar
Agie Ginanjar Mohon Tunggu... Guru - Profil Saya

Pendidik serta pemerhati dunia pendidikan dan psikologi anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gemar Membaca Buku Dimulai dari Keluarga

5 Februari 2021   14:36 Diperbarui: 5 Februari 2021   16:13 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ginanjaragi.files.wordpress.com

Yang mana keluarga memiliki peran menjadi gerbang utama pendidikan untuk anak terutama dalam tahap belajar usia dini. Di negara-negara Skandinavia, US, Jerman dan negara-negara lain dengan minat membaca yang tinggi sudah terbentuk budaya gemar membaca di lingkungan keluarga, yang mana peran ayah dan ibu sangat berpengaruh dalam memberikan contoh dan stimulus kepada anak akan betapa asyik dan bermanfaatnya membaca buku dikala senggang.  

Pada hakikatnya setiap anak terlahir bagaikan kertas polos. Goresan pada kertas tersebut terbentuk atas pengaruh dari lingkungan terdekatnya. Siapa lingkungan yang paling sering berinteraksi dengan anak-anak kita? orang tua lah yang banyak berperan dalam memberikan warna pada goresan tinta di atas kertas putih tersebut.

Setiap anak sejak ia lahir akan mengamati, meniru dan memodifikasi berbagai kebiasaan dan perilaku orang tua nya. Baik buruknya perilaku dan karakter mereka tidak akan jauh berbeda dengan siapa sosok dibalik anak tersebut. Kalau anak-anak dapat tumbuh menjadi anak gemar membaca, tentunya ia datang dari keluarga yang gemar membaca.

Sebaliknya, kenapa anak malas untuk membaca, mari saatnya orang tualah yang harus berintrospeksi apakah budaya tersebut sudah ditanamkan pada lingkungan keluarga?

Berbagai studi dilakukan dan menyatakan minat baca di Indonesia masih rendah. Padahal berdasarkan hasil penelitian juga membuktikan bahwa anak yang suka membaca bukan hanya akan sukses di sekolah, tetapi juga kelak di tempat kerja. Untuk menyiasati agar anak kita gemar membaca maka tidak ada jalan lain kecuali peranan orang tua yang sangat dibutuhkan.

Caranya dengan membiasakan anak sejak usia dini untuk mengenal apa yang dinamakan buku dan membiasakan mereka untuk membaca buku. Hal ini harus dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang. Lama kelamaan akan terbentuk pribadi yang kuat dalam diri anak dan terbawa terus hingga mereka dewasa. Dengan demikian, anak akan menyadari bahwa membaca bukan hanya sekedar hobi, tetapi merupakan suatu kebutuhan bagi hidup mereka.

Kalau baca timeline FB, status WA atau caption IG saja bisa menghabiskan waktu lama, mengapa tidak sisihkan waktu kita untuk  membaca bacaan bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita. Ini juga pengingat agar seletih apa pun juga, di saat anak minta dibacakan buku, kita tetap dapat memenuhi inginnya.

Membuat mereka "jatuh cinta" dengan membaca, menimba ilmu darinya. Ini juga refleksi bagi saya, agar mencintai membaca karena-Nya. Karena tak mungkin kita bisa berbagi jika kita tidak memiliki isi.

Tidak mungkin bisa memberi jika tidak mengetahui. Mengingatkan diri bahwa jika kita ingin menjadi orang yang banyak memberi manfaat kepada sesama, semua bermula dari membaca.

sumber : ginanjaragi.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun