Ditulis oleh: Aghnya Lutfiyadi, Dr. Dinie Anggraeni Dewi M.Pd., M.H, dan Muhammad Irfan Andriyansyah S.Pd
Ketegangan yang terjadi antara suami dan istri maupun anak dengan orang tua merupakan hal yang wajar terjadi dalam sebuah keluarga, namun hal tersebut dapat menjadi tidak wajar ketika dalam penyelesaiannya melibatkan kekerasan. Tindakan seperti itu merupakan kekerasan dalam rumah tangga. KDRT merupakan masalah serius, dapat melibatkan kekerasan fisik, verbal, ataupun emosional yang terjadi dalam lingkup keluarga. Hal yang lumrah kita ketahui dalam kasus KDRT biasanya dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya. Namun, baru-baru ini ini terdapat kasus yang muncul kepermukaan dan menjadi sorotan publik, yaitu kasus tindakan KDRT yang dilakukan oleh seorang perempuan konten kreator bernama Melody Sharon terhadap suaminya yang berinisial AG. Kasus ini menunjukkan bahwa tindakan keji Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak hanya dialami oleh istri tetapi dapat dialami pula oleh suami.
CNN Indonesia memberitakan, "Melody Sharon (31) wanita yang melindas dan menyeret suaminya, AG (35) hingga 200 meter, sengaja melakukan aksi keji tersebut lantaran panik dan takut karena kepergok selingkuh." Sumber: CNN Indonesia, Sabtu 22 Desember 2024 16.00.Â
Tindakan yang dilakukan oleh Melody Sharon sangatlah tidak manusiawi, kasus ini menjadi viral karena melibatkan seorang figur publik yang seharusnya menjadi teladan, namun justru menunjukkan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kemanusian. Rumah tangga yang dibangun di atas kepercayaan dan penghormatan agar menciptakan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, serta mampu menghadapi berbagai tantangan dan saling mendukung satu sama lain, akan lenyap dan berujung pada tindakan keji yaitu KDRT. Apabila setiap individunya tidak memiliki sebuah dasar yang dijadikan prinsip sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Dasar yang dimaksud adalah Pancasila.
Kasus ini bukan hanya tentang masalah keluarga atau hubungan antarindividu. Lebih dari itu, kasus ini mencerminkan krisis nilai moral pada masyarakat Indonesia. Sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila, seharusnya setiap tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh warga negaranya dapat mencerminkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lima sila Pancasila. Sayangnya, kasus seperti ini menunjukkan pelanggaran dalam implementasi nilai-nilai Pancasila, khususnya pada sila kedua "Kemanusian yang Adil dan Beradab" dan sila kelima, Â "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia".Â
Kasus Melody Sharon dalam Perspektif Nilai-nilai Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, keadilan, dan kesetaraan. Setiap makhluk hidup berhak diperlakukan sebaik-baiknya dan mendapatkan keadilan dalam menerima hak dan menjalankan kewajiban tanpa ada yang dibeda-bedakan. Kasus KDRT yang dilakukan oleh Melody Sharon sangat bertentangan dengan sila kedua Pancasila karena tindakan kekerasan fisik hingga emosional yang dilakukannya merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Melanggar hak korban, hak atas keamanan, kehormatan, dan mendapat kebebasan dari kekerasan. KDRT mencerminkan tindakan yang tidak memanusiakan manusia dan perilaku yang tidak beradab. Dalam hubungan rumah tangga, seorang suami berhak diperlakukan dengan hormat dan bermartabat oleh istrinya begitupun sebaliknya, hal ini juga berlaku bagi hubungan orang tua dan anaknya. Intinya dalam sebuah keluarga nilai kemanusian harus dijunjung tinggi dengan saling menghargai, jika ada masalah sekalipun dihadapi dengan asas kekeluargaan tanpa kekerasan. Tindakan Melody Sharon menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap nilai tersebut. Hal ini juga dapat mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap kesadaran Pancasila karena Melody Sharon merupakan seorang figur publik yang menjadi contoh tidak baik akibat perilakunya yang melanggar nilai Pancasila.Â
Selain itu, kasus ini mencerminkan pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila. Kekerasan yang dilakukan oleh Sharon merupakan bentuk ketidakadilan dalam hubungan rumah tangga. Ia tidak memenuhi hak suaminya untuk di hormati bahkan tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri diperlihatkan dengan motif terjadinya KDRT ini yaitu, perselingkuhan. Â Belum lagi dampak sosial yang dirasakan oleh korban sebagai korban KDRT dalam mengatasi stigma sosial. Hal ini dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap korban dalam meraih keadilan. Dalam mencapai keadilan, Melody Sharon harus mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya tanpa diberi keringanan karena ia merupakan seorang perempuan atau status sosial yang dimilikinya. selain itu, keadilan dapat dicapai bukan hanya pelaku berhasil dihukum. Tetapi, keadilan bagi korban dalam mendapatkan perlindungan dan pemulihan, baik secara fisik maupun psikologis perlu diperhatikan.Â
Implikasi Kasus terhadap Kesadaran Masyarakat
Kasus Melody Sharon ini memiliki implikasi terhadap kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penerapan nilai Pancasila bagi kehidupan keluarga dan kehidupan bermasyarakat. Khususnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi nilai kemanusian. Kasus ini dapat memberikan pembelajaran bahwa nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dan dipahami oleh setiap individu untuk menghindari tindakan-tindakan yang melanggar norma seperti kasus ini. Tindakan Melody Sharon menjadi contoh nyata bagaimana kekerasan dapat merusak hubungan keluarga, menimbulkan trauma, dan merugikan keluarga secara keseluruhan terutama anak-anaknya.Â
Selain itu, kasus ini juga memberikan pembelajaran tentang pentingnya menegakkan keadilan secara tegas dengan mengutamakan perlindungan terhadap korban KDRT. Masyarakat perlu diyakinkan bahwa hukum tidak memihak, baik kepada korban ataupun pelaku, terlebih lagi korban jangan khawatir terhadap stigma sosial yang akan dihadapi. Melalui penegak hukum yang adil akan memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa nilai-nilai Pancasila, khususnya keadilan sosial, benar-benar diterapkan dalam kehidupan. Hal ini dapat mempengaruhi keberanian masyarakat untuk berani speak up apabila menjadi korban KDRT atau seseorang yang melihat tindakan tersebut.Â
Penerapan Nilai Pancasila untuk menekan kasus KDRT
Sebagai upaya mencegah kasus serupa dimasa depan, perlu ada peningkatan pemahaman mengenai pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Caranya bisa melalui pendidikan karakter untuk pengembangan karakter baik dan mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan manfaatnya dalam kehidupan yang dapat dirasakan secara berkelanjutan. Pendidikan Karakter ini dapat dilakukan dari mulai lingkup terkecil, yaitu keluarga. Dengan menanamkan nilai kemanusian, kehormatan yang harus dijaga, kesetaraan, keadilan, dan juga cinta kasih dari sejak dini, baik melalui pendidikan formal di sekolah maupun melalui teladan dari orang tua di rumah dapat meminimalisir tindak kekerasan pada saat nanti mereka sudah besar.Â
Ditingkat masyarakat, dapat dilakukan dengan cara memberikan seminar terbuka baik secara langsung ataupun online untuk edukasi tentang bahaya KDRT dan pentingnya menjaga nilai-nilai Pancasila. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan juga sangat diperlukan untuk memberikan pelatihan keterampilan dalam mengatasi kekerasan, konflik, dan mengajarkan cara komunikasi yang baik dalam keluarga dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Selain itu, penegakan hukum yang tegas juga menjadi kunci utama dalam menyukseskan upaya untuk mengatasi kasus KDRT. Dalam penerapannya hukum harus dijalankan secara adil. Masyarakat dapat protes ketika penegak hukum tidak sesuai menjalankan tugasnya apalagi sampai menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.Â
Terakhir, kasus KDRT yang melibatkan Melody Sharon adalah pengingat bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat masih harus mendapatkan pengawasan yang serius. Masyarakat harus sadar pentingnya prinsip hidup yang berlandaskan Pancasila dan Pemerintah juga harus memastikan masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Sehingga dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H