Mohon tunggu...
Aghnia Tsabitha
Aghnia Tsabitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa tahun ke-3 dari Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membedah Kejujuran Puisi Indah nan Tajam: Ikan adalah Pertapa Karya Ko Hyeong Ryeol

19 Juni 2023   21:02 Diperbarui: 19 Juni 2023   21:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain penggalan kalimat di atas, puisi lainnya yang merupakan kecenderungan tema terlihat pada penggalan puisi berjudul ("Aku Telah Mati pada Waktu itu", Ryeol, hlm.22).
...
Bagiku yang tak dapat bertemu dengan diriku
selagi hidup, apa gunanya saling menemui satu sama lain?

Penggalan puisi tersebut sedikit menggambarkan betapa pedihnya rakyat Korea akibat perang yang diakibatkan oleh pemecahan kubu Uni Soviet dan Amerika Serikat yang akhirnya memecahkan negaranya menjadi Korea Selatan dan Korea Utara (berdasarkan sejarah Korea). Dalam keseluruhan puisi tersebut, kita memang dituntut untuk membaca keseluruhan diksinya, termasuk puisi-puisi lainnya agar dapat bisa dipahami secara utuh. Dalam penggalan puisi berjudul "Menangkap Cahaya yang Tak Dapat Menyeberang" pun, kita dapat menemukan diksi /nuklir/ yang berarti /ledakan/ terhadap kota Hiroshima di Jepang.

Kumpulan puisi tersebut, memang tak dapat dengan mudah kita artikan dan tafsirkan begitu saja. Selain harus membaca lebih lanjut puisi-puisinya, kita juga dituntut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah, keadaan politik, dan beberapa tema lainnya terkait Korea Selatan (asal negara penyair). Meskipun terbilang cukup rumit dalam permainan diksi, karena penyair banyak menggunakan gaya bahasa metafor dan personifikasi, tetapi buku kumpulan puisi ini cocok untuk dibaca dan dimiliki oleh seluruh penggiat sastra, terutama sastra Korea. 

Selain itu, permainan imaji yang dituangkan oleh penyair, dapat membuat para pembaca merasakan penderitaan dan rasa sakit yang diderita rakyat Korea dalam puisi-puisi tersebut. Tak lupa, gaya bahasa yang dituangkan dalam keseluruhan puisi juga menjadi daya tarik tersendiri dan tentunya menjadi nilai tambah dalam kualitas buku ini. Tak heran, apabila buku ini dibandrol dengan harga tinggi untuk para pencinta buku terbitan Gramedia.

Sebagai penutup, buku kumpulan puisi karya Ko Hyeong Ryeol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah ini, mengandung hal-hal yang dapat mengembangkan dan membangkitkan kesastraan dunia. Hal ini dikarenakan puisi-puisi tersebut tertuang dari isi hati, pikiran dan perasaan penyair yang jujur, indah nan tajam, serta imajinatif.***

(Aghnia Tsabitha Putri Fadhilah,  mahasiswi Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia FPBS UPI Bandung
)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun