Mohon tunggu...
Aghnia Rahmatun Nisa
Aghnia Rahmatun Nisa Mohon Tunggu... -

ARN

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Menghadapai MEA bagi Seorang Akuntan

15 Mei 2016   07:48 Diperbarui: 15 Mei 2016   08:52 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian kalangan, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dianggap sebagai hal yang menakutkan karena mereka yang kurang mengenai MEA. Sebagaimana dilansir dalam BBC.com, MEA merupakan pasar tunggal yang memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara Asia Tenggara yang lain sehingga kompetisi antar negara ASEAN akan semakin ketat. MEA telah disepakati oleh negara-negara Asia Tenggara sekitar 10 tahun silam yang bertujuan agar meningkatnya penanaman modal asing di kawasan ASEAN sehingga lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Dengan meningkatnya perekonomian di ASEAN diharapkan ASEAN mampu menyaingi Tiongkok dan India.

Dengan adanya MEA, perdangan barang dan jasa serta persaingan tenaga kerja akan terbuka secara bebas antar negara ASEAN. Persaingan dalam perdagangan barang dan jasa memang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang besar, namun saya rasa perusahaan-perusahaan skala kecil seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak akan mendapat pengaruh negatif yang signifikan dari adanya MEA justru sebaliknya dengan adanya MEA, UMKM dapat memperluas pangsa pasar apalagi UMKM di Indonesia memiliki produk-produk unggulan yang kreatif.

Pengaruh yang cukup besar akibat adanya MEA yaitu pada persaingan tenaga kerja. Walaupun dengan adanya MEA membuka lapangan pekerjaan baru namun bagi negara yang tidak siap maka adanya MEA ini dapat meningkatkan jumlah pengangguran. Berdasarkan artikel yang dilansir oleh Liputan6.com terdapat 8 profesi yang akan bersaing dalam MEA antara lain sarjana teknik, arsitek, akuntan, dokter gigi, tenaga pariwisata, tenaga survei, praktisi medis, dan perawat. Maka dari itu, dalam menghadapi MEA dibutuhkan keahlian dan kompetensi serta kemampuan dalam bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Keahlian dan kompetensi serta kemampuan berbahasa inggris dapat dilihat melalui sertifikat tertentu. Kebanyakan orang indonesia belum memiliki sertifikat tekait karena memang biaya untuk mengikuti tes agar mendapatkan sertifikat untuk keahlian tertentu dianggap cukup mahal.

Salah satu profesi yang akan saya bahas dalam artikel kali ini yaitu tentang profesi akuntan. Berdasarkan tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa jumlah akuntan yang beregister atau terdaftar dalam asosiasi akuntan jumlahnya masih kalah dengan akuntan dari negara Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Profesi akuntan sangatlah penting karena dari kegiatan akuntansi menghasilkan laporan keuangan yang nantinya dari laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk berbagai pihak dalam membuat keputusan. Maka dari itu profesi akuntan sangat diperlukan oleh setiap organisasi bisnis.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara selain itu juga sumber daya yang tersedia sangatlah melimpah. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan akan banyak investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia karena Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar.

Penanaman modal asing yang bertambah di kawasan ASEAN karena adanya MEA akan menyebabkan kebutuhan jumlah akuntan yang meningkat. Namun, jika dilihat jumlah akuntan beregister di Indonesia yang masih kalah jumlah dengan Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah akuntan di Indonesia tidak akan mencukupi untuk kebutuhan pasar sehingga akuntan-akuntan dari negara ASEAN lain akan masuk ke Indonesia. Maka dari itu kompetensi, keahlian, serta kemampuan bahasa Inggris harus ditingkatkan sehingga mampu bersaing dengan akuntan negara ASEAN lainnya. Selain itu juga dibutuhkan sertifikasi bagi lulusan akuntansi di lembaga yang telah ditentukan sehingga lulusan akuntansi telah menjadi akuntan beregister.

Berdasarkan slide presentasi berjudul “Pengaruh AEC 2015 terhadap Profesi Akuntan” yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan IFAC, disebutkan bahwa profesi yang berhubungan dengan bidang akuntansi terdiri dari bermacam-macam antara lain akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan/auditor pemerintah, konsultan pajak/manajemen, auditor internal, akuntan pendidik, keuangan perusahaan, pengusaha, dan lainnya. Untuk menjadi seorang akuntan yang diakui dalam bidang profesi sebagaimana disebutkan sebelumnya maka diperlukan sertifikat dari lembaga yang ditunjuk.

Di era MEA seperti saat ini, sertifikat keahlian tertentu sangatlah diperlukan. Untuk bidang akuntansi sertifikat minimal yang dibutuhkan yaitu sertifikat kemampuan berbahasa inggris; sertifikat penguasaan software akuntansi (komputer akuntansi); sertifikat penguasaan software pengolah kata, angaka, dan data; selain itu juga diperlukan sertifikat bidang profesi seperti yang disebutkan sebelumnya.

Dalam slide “Pengaruh AEC 2015 terhadap Profesi Akuntan” disebutkan sertifikasi untuk bidang akuntansi antara lain:

  • CA (Chartered of Accountant) sertifikasi untuk konsultan jasa akuntansi dan financial preparer,
  • CPA (CertifiedPublic Accountant) yaitu sertifikasi untuk akuntan publik,
  • CMA (Certified Management Accountant) di bawah Institute Management Accountant (Australia) yaitu sertifikasi untuk akuntansi manajemen,
  • CPMA (Certified Profesional Management Accountant),
  • QIA (Qulifying Internal Auditor) yaitu sertifikasi untuk internal auditor, USKP sertifikasi untuk konsultan pajak,
  • CIA (Certified Internal Auditor),
  • CFA (Chartered Financial Analyst),
  • CPSAK sertifikasi untuk PSAK,
  • SAS sertifikasi untuk Akuntan Syariah,
  • US-AAP (Ujian Sertifikasi Ahli Akuntansi Pemerintahan) untuk ahli akuntansi pemerintah.

Untuk akuntan atau mahasiswa lulusan akuntansi tidak perlu merasa takut untuk menghadapi MEA, tetapi bekali diri dengan pengetahuan, keahlian, kompetensi pada bidang profesi yang dipilih dengan mengikuti ujian sertifikasinya selain itu bekali dengan keahlian pendukung lain seperti bahasa Inggris dan penguasaan komputer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun