Kudapati seseorang berdiriÂ
Menatap pantulan pada cermin usang Â
Mata sayu dan  raut wajah yang cemas itu
Siapakah gerangan di sana?Â
Dalam tatapnya, ia berbisik lirih kepada semesta
Seraya membuka kembali memori  kelam itu
Tentang mimpi-mimpi yang padamÂ
Tentang janji-janji yang karamÂ
Hai, sang waktuÂ
Dapatkah kita kembali jumpa?
Bukan hanya sekadar tuk sapaÂ
Melainkan tuk mengambil keputusan yang tepatÂ
Musim datang silih bergantiÂ
Membawa sekeping harapan yang tersisa bersamanyaÂ
Meski terus menerus tenggelam dalam luka yang tak berkesudahan,
Jalanan itu tetap sama, tak berujung dan akan terus ada.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!