Mohon tunggu...
Aghnia Rahmi Hanum
Aghnia Rahmi Hanum Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Currently studying biology edu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tahun Kelabu

2 Desember 2020   19:49 Diperbarui: 2 Desember 2020   20:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mataku menatap nyalang pada selembar kertas yang menempel di dinding

Terpaku pada deretan angka-angka

Aku pun bertanya

Kapankah semua ini berakhir?

Tidakkah kau ingat kapan terakhir kali berjalan tanpa rasa cemas?

Tidakkah kau ingat kapan terakhir kali menghirup udara tanpa risau?

Satu bulan? dua bulan? ataukah lima bulan?

Tidak, tetapi hampir menghabiskan seluruh bulan dalam satu tahun 

Bumi makin berguncang

Di tengah keputusasaan manusia

Terombang-ambing dalam kefanaan yang nyata

Menanti akhir, yang tak kunjung berakhir

Dua ribu dua puluh 

Tahun penuh ratap dan tangis

Menyingkap larik demi larik kuasa Tuhan 

Menumbangkan kecongakan dan kepongahan manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun