Mohon tunggu...
Aghnia Muthya
Aghnia Muthya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Saya adalah mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yany memiliki hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nyamuk Wolbachia: Sang Teknologi Biologis Pembasmi DBD

25 Januari 2024   12:58 Diperbarui: 25 Januari 2024   13:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang biasanya ditularkan melalaui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Hampir di setiap tahunnya, DBD menjadi masalah kesehatan global yang dapat mempengaruhi jutaan orang.


Dalam upaya mencegah serta mengendalikan DBD ini, dunia kesehatan telah menemukan solusi yang dinilai efektif, yaitu dengan memanfaatkan teknologi biologis berupa nyamuk Wolbachia. Wolbachia merupakan jenis bakteri parasitic yang alami dan ada pada banyak serangga, termasuk nyamuk. 


Wolbachia bekerja sebagai sekutu alamiah, menginfeksi dan menggantikan bakteri dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nyamuk yang telah terinfeksi oleh Wolbachia menjadi lebih sulit untuk menyebarkan virus dengue. Dengan mengubah dinamika biologis nyamuk ini, Wolbachia akan mencegah virus DBD berkembang biak, serta mengurangi resiko penularannya pada manusia.


Penerapan teknologi Wolbachia ini telah menunjukkan keberhasilannya dalam uji coba lapangan. Perkembangan positif terlihat pada penurunan jumlah kasus DBD di beberapa wilayah yang telah menggunakan teknologi  nyamuk Wolbachia ini.

Keberhasilan teknologi biologis ini tak hanya terletak pada efektivitasnya dalam mengurangi nyamuk pembawa DBD saja, tetapi juga dalam keberlanjutannya sebagai strategi pengendalian DBD. Berikut merupakan keunggulan dari pengendalian DBD menggunakan nyamuk  Wolbachia :

  • Metode ini tidak bergantung pada penggunaan pestisida yang berpotensi dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
  • Nyamuk Wolbachia terbukti aman dan tidak akan membahayakan lingkungan.
  • Manusia dan hewan yang terus menurus terpapar gigitan nyamuk Wolbachia tidak berpotensi mengalami penularan bakteri Wolbachia.
  • Wolbachia ini memiliki efek jangka panjang, karena bakteri ini dapat diturunkan dari generasi ke generasi nyamuk.
  • Teknologi ini dapat diterapkan secara lokal dan berkelanjutan dengan mempertahankan populasi nyamuk yang terinfeksi Wolbachia.

Namun, tentu saja perkembangan teknologi biologi biologis seperti nyamuk Wolbachia ini memiliki tantangan yang perlu diatasi dalam penyebarannya, salah satunya ialah mengenai respon masyarakat. Di Indonesia sendiri, kehadiran nyamuk Wolbachia ini masih menjadi pro -- kontra yang sedang ramai diperbincangkan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman lebih mendalam bagi masyarakat mengenai nyamuk Wolbachia ini.

Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan guna memastikan bahwa metode ini dapat diimplementasikan secara luas dan memberikan dampak maksimal dalam melawan DBD, serta memahami efek jangka panjang dari penggunaan nyamuk Wolbachia ini terhadap ekosistem dan kesehatan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun