Mohon tunggu...
Aghniaa A
Aghniaa A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

masih terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Media Sosial : Aspek Penting bagi Content Creator

23 Juni 2021   16:13 Diperbarui: 23 Juni 2021   16:54 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Content creator atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pembuat konten dimana kegiatan tersebut dilakukan dalam platform media sosial yang mana media sosial merupakan wadah bagi content creator dalam menuangkan idenya dan berakhir menjadi sebuah karya dalam konteks pembahasan tertentu. Para content creator biasanya membuat hasil karya dalam platform media sosial seperti Instagram, Youtube, TikTok dan lainnya.

Salah satu tujuan bagi seorang content creator adalah menyebarluaskan konten yang telah ia buat. Karena penyebarluasan konten kepada khalayak luas ini merupakan salah satu komponen penting dalam penggunaan media sosial dimana hal tersebut berkaitan dengan reputasi seseorang yang terbentuk di lingkup dalam jaringan/online. Konten yang telah dibuat oleh seseorang merupakan sebuah refleksi dari reputasi seseorang sehingga para content creator ini memiliki kecenderungan untuk menyebarluaskan konten yang telah dibuat di lingkup yang lebih luas.

Content yang dibuat oleh para content creator ini memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah company blog, konten video, konten visual, educational webinar, dan podcast.

Company blog merupakan sebuah konten yang berisikan informasi tentang sebuah perusahaan dimana company blog ini dibuat oleh seorang admin perusahaan yang mendapatkan jobdesc dalam bidang pemegang media sosial sebuah perusahaan. Dalam pembuatan content company blog ini admin membuat sebuah konten berisikan informasi atau perihal lainnya di dalam sebuah blog website. Dengan adanya company blog ini merupakan salah satu upaya bagi sebuah perusahaan untuk meningkatkan reputasi positif publik terhadap perusahaan tersebut dengan menggunakan strategi pembuatan company blog. Type of content lainnya adalah pembuatan konten video.

Tipe konten yang satu ini adalah tipe yang paling diminati oleh masyarakat terutama kaum millennial. Biasanya pembuat konten video ini mengunggah hasil karya konten di media sosial Instagram, Youtube, maupun TikTok. Para pembuat konten di masa kini lebih tertarik dan lebih giat dalam membuat konten bertajuk video ketimbang tipe konten lainnya. Hal ini disebabkan jika salah satu karya konten video yang telah disebarkan oleh content creator ini disukai oleh netizen, maka pembuat konten akan semakin terdorong untuk membuat karya terbaru terus-menerus, hal tersebut merupakan salah satu upaya creator dalam membentuk reputasi positif di benak netizen.

Konten visual, merupakan salah satu konten yang disajikan oleh content creator yang berisi tentang suatu informasi, life hacks, maupun pengetahuan kepada netizen terkait dengan pembahasan suatu hal. Konten visual ini cenderung dibuat oleh akun-akun komunitas atau akun non-pribadi dimana kebanyakan akun ini membahas seputar pengetahuan maupun membahas terkait dengan life hacks atau topik khusus lainnya. 

Educational Webinar juga merupakan salah satu type of the content, dimana educational webinar terealisasikan dalam bentuk tatap muka secara online melalui Zoom ataupun Google Meets. Type of the content ini merupakan konten yang dibentuk oleh sebuah perkumpulan yang memiliki sebuah tujuan untuk memberikan edukasi seputar bidang-bidang tertentu kepada masyarakat umum ataupun sasaran tertentu.

Saat ini dunia maya sedang masifnya disajikan sebuah konten dengan penggemar yang banyak konten ini yang mana tak lain adalah podcast. Podcast atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai siniar (siaran web tanalir) merupakan sebuah hasil rekaman audio yang dapat didengarkan oleh khalayak umum melalui media internet, seperti Youtube, Spotify, Apple Podcast, dan media internet lainnya.

Dalam penjelasan terkait content creator di artikel ini, saya seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan akan sedikit sharing terkait pengalaman saya selama menjadi content creator. Awal mula saya menjadi seorang content creator adalah saat boomingnya Instagram di negara Indonesia. Saat itu saya masih duduk di bangku SMP, lalu membuat akun Instagram pribadi karena saat itu instagrm merupakan salah satu apliaksi trend dimana generasi muda terutama teman di lingkungan saya saat itu hampir seluruhnya memiliki akun instagram untuk share terkait dengan dokumentasi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Di akun pribadi Instagram, saya biasanya share pengalaman berlibur, kegiatan organisasi, dan kegiatan lainnya yang telah saya lakukan lalu saya share melalui instagram dalam postingan foto ataupun sebuah video. Namun seiring berjalannya waktu, semangat saya untuk sharing, membuat sebuah konten serta posting pengalaman lewat Instagram menurun, dan kini saya hanya menjadi penikmat content yang dibuat oleh orang lain. Dari sini saya dapat mengamati bahwa Instagram adalah salah satu wadah bagi para content creator yang memiliki potensi. Beberapa potensi yang ada dalam Instagram khususnya bagi para content creator diantaranya adalah dapat melahirkan para creator yang kreatif sehingga dapat meningkatkan hard skill individu dalam bidang editing serta desain grafis yang mana hard skill tersebut dapat berguna untuk terjun di dunia kerja.

Potensi lain menjadi bagian content creator di Instagram adalah melahirkan para content creator kreatif yang dapat menyebarkan energi positif kepada netizen lainnya sehingga tergerak untuk membuat suatu hal yang bermanfaat, terlebih ketika content creator tersebut memiliki penggemar yang banyak maka dapat dimanfaatkan sebagai ladang pekerjaan untuk creator tersebut.

Dibalik sebuah potensi, pastinya media sosial Instagram ini memiliki banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Kekurangan tersebut diantaranya adalah masih adanya content creator yang membuat karya dimana karya tersebut masih mengandung unsur yang tak sesuai dengan nilai dan norma yang telah melekat di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini dapat memengaruhi penikmat dari content tersebut untuk mengikuti bahkan memercayai content yang tak seharusnya disebarkan di tengah khalayak.

Media sosial lain yang banyak digunakan masyarakat Indonesia sebagai wadah pembuatan sebuah karya yaitu Youtube. Youtube ini merupakan sebuah platform media sosial yang menyajikan video dari para content creator Youtube atau biasa disebut dengan youtuber. Di dalam Youtube ini saya pernah beberapa kali mengunggah karya untuk memenuhi sebuah tugas mata kuliah. Proses upload dari Youtube ini cukup mudah sehingga siapa saja yang ini mencoba media sosial Youtube sebagai sarana untuk berkonten dapat melakukannya tanpa dengan syarat yang menyulitkan. Potensi dari Youtube sendiri adalah menghasilkan youtuber kreatif dengan konten positifnya sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat tanpa adanya rasa was-was yang berlebih. Ketika video seorang youtuber ini berhasil memikat beribu hingga beratus netizen, para youtuber dapat memanfaatkan Youtube sebagai ladang untuk bekerja dan mencari cuan.

Media sosial yang saat ini digandrungi masyarakat sebagai wadah untuk berkarya yaitu platform TikTok. Banyak dari masyarakat Indonesia terutama kaum milenial yang memiliki akun TikTok untuk membuat berbagai macam konten. Dari mulai konten bertajuk life hacks, quotes, pengetahuan, serta hiburan. Potensi yang dihasilkan dari TikTok ini salah satunya adalah melahirkan kaum muda yang memiliki kreativitas dalam membuat sebuah hasil karya, serta dapat menyebarkan informasi positif serta life hacks yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, TikTok ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah banyak konten yang tersajikan dalam TikTok dengan tidak mengedepankan kesopanan dan efek yang dihasilkan. Seperti halnya menari dengan pakaian yang seharusnya tak ditampilkan untuk menjadi tontonan masyarakat, hal ini dibuktikan dengan masih adanya filter dari pihak TikTok yang kurang merata, sehingga masih tersebar konten yang mana seharusnya tidak disajikan terhadap publik. Saat ini, saya sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan sedang sering membuat konten dalam platform website dimana karya yang dibuat berbentuk berupa artikel dengan pembahasan berbagai isu yang sedang booming di kalangan generasi muda.

Sangat banyak manfaat yang saya dapatkan dari membuat artikel di platform website ini, diantaranya adalah terasahnya kemampuan saya dalam membuat artikel, memahami situasi yang sedang trend di kalangan muda, serta sharing pengalaman saya dalam artikel yang saya susun. Hal tersebut memberikan sebuah potensi dimana dengan adanya platform website untuk menulis, akan melahirkan penulis-penulis berkualitas serta dapat meningkatkan aspek literasi di tengah kaum muda. Namun beberapa platform website memiliki beberapa kekurangan, seperti halnya masih terdapat platform yang tidak memfilter tulisan dari article creator dimana hal tersebut pendapat saya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan artikel yang berkualitas dan memiliki mutu yang tinggi.

Sejak awal boomingnya media sosial hingga saat ini, content creator telah berkembang dan semakin banyak masyarakat yang terjun ke dalam aspek tersebut. Pengguna media sosial di Indonesia per Januari 2021 mencapai angka 170 juta jiwa dari total keseluruhan penduduk sebanyak 274,9 juta jiwa dimana pengguna media sosial telah mencapai angka lebih dari 50% (dilansir dari Datareportal).

Ditinjau dari data tersebut, alangkah baiknya jika para pembuatan konten ini memerhatikan tujuan, manfaat, feedback serta tetap menjunjung tinggi norma dan etika yang telah ada agar karya yang tersebar luas ini dapat memberikan korelasi yang positif, entah itu dari implementasi maupun manfaat yang didapatkan oleh penikmat konten dimana hal tersebut dihasilkan dari content creator.

Selain itu, sebagai content creator juga sebisa mungkin untuk memanfaatkan platform media sosial yang ada secara bijak dan tidak merugikan orang lain. Tak hanya content creator saja yang memerhatikan aspek2 yang telah dipaparkan diatas, begitu pula bagi penikmat konten yang mana juga harus memiliki kesadaran dan kebijakan dalam diri sendiri untuk menikmati konten yang bermanfaat dan tetap menjaga nilai norma yang telah ada, serta selalu mengapresiasi karya-karya yang bermanfaat dan patut untuk dicontoh agar content creator ini selalu memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan karyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun