Pasal 26 Ayat (3) berbunyi:
Wakil kepala daerah menggantikan kepala daerah sampai habis masa jabatannya apabila kepala daerah meninggal dunia, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama 6 (enam) bulan secara terus-menerus dalam masa jabatannya.
Annida Allivia yang tidak memiliki pengalaman di pemerintahan ditambah usianya masih sangat muda, sangat beresiko memimpin daerah sekelas kota Kota Bogor.
3. Dedie A Rachim - Jenal Mutaqin
Calon walikota Bogor nomor urut 3, Dedie A. Rachim memiliki segudang pengalaman sebagai karyawan sejak 1996 hingga 2005. Ia pernah bekerja di perusahaan Astra Mobil, Maha Cipta Indonesia, dan White Space.
Setelah itu, Dedie Rachim kemudian menjadi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia pernah menjabat fungsional madya KPK (2005-2009), pelaksana tugas Direktur PP LHKPN (2009-2010), pelaksana tugas Direktur Litbang (2012), Direktur Dikyanmas (2009-2015), dan Pelaksana Deputi Bidang Pencegahan (Maret-Juni 2015).
Dedie juga pernah menduduki jabatan ad interim di KPK, yaitu pelaksana tugas Direktur PP Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, Plt Direktur Penelitian dan Pengembangan, dan pelaksana harian Deputi Bidang Pencegahan.
Pengalamannya di pemerintahan semakin matang ketika Dedia Rachim menjadi Wakil Walikota Bogor 2019 - 2024. Dedie yang mendampingi Walikota Bogor Bima Arya berhasil menyulap Kota Bogor menjadi lebih baik.
Wakil Dedia Rachim, Jenal Mutaqin pun demikian. Anak buah presiden terpilih Prabowo Subianto itu menjadi anggota DPRD Kota Bogor selama 15 tahun atau tiga periode berturut-turut. Pada periode ketiga, Jenal dipercaya menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor.
4. Rena Da Frina - Teddy Risandi
Calon walikota Bogor nomor urut 4, Rena Da Frina memiliki pengalaman cukup baik di pemerintahan. Dia
perah menjadi lurah, sekretaris camat, camat, dan terakhir menjadi kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor.