Mohon tunggu...
aghnya nayla
aghnya nayla Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Gemar mencoba hal baru dan berorientasi pada hasil.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Makanan Tinggi Gula pada Penderita Diabetes

3 Januari 2024   23:38 Diperbarui: 3 Januari 2024   23:45 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Konsumsi makanan tinggi gula merupakan faktor penyebab kematian akibat gula darah tinggi pada penderita diabetes. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya mengonsumsi makanan tinggi gula berdampak pada tingginya jumlah penderita diabetes. Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi dimana kadar glukosa dalam darah meningkat secara berlebihan. Kadar gula darah yang tinggi dapat membahayakan kesehatan bahkan berujung kematian pada individu penderita diabetes. Diabetes melitus merupakan penyakit diabetes kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh.

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya mengonsumsi makanan tinggi gula berdampak pada tingginya jumlah penderita diabetes. Mayoritas iklan produk pangan yang ditayangkan di televisi Indonesia adalah iklan produk pangan tidak sehat (91,79%) (Pratiwi & Dewi, 2018). Terdapat iklan produk makanan tidak sehat yang dapat ditoton oleh masyarakat. Keterantungan masyarakat pada makanan cepat saji juga turut berkontribusi dalam peningkatan jumlah penderita diabetes. Mengonsumsi makanan cepat saji sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi sebagian kalangan sebagai efisiensi waktu di jaman yang serba cepat.

Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi dimana kadar glukosa dalam darah meningkat secara berlebihan. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja insulin. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang banyak melibatkan gen (Polygenic) pada patofisiologinya, perubahan struktur pada gen yang mengkode kanal ion menyebabkan disfungsi atau gangguan sekresi insulin (Muhammad, 2018). Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya asupan makan terutama karbohidrat. kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.

Kadar gula darah yang tinggi dapat membahayakan kesehatan bahkan berujung kematian pada individu penderita diabetes. Berdasarkan IHME, Global Burden of Disease (2019) terdapat 1.47 juta kematian akibat diabetes tipe 2 pada tahun 2019. Diabetes merupakan penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah. Diabetes melitus juga mengakibatkan kematian sebanyak 1,5 juta jiwa pada tahun 2012 dengan meningkatkan risiko penyakit seperti kardiovaskuler dan lainnya (World Health Organization, 2016). Menurut American Heart Association pada Mei 2012, sedikitnya terdapat 65% penderita DM meninggal akibat penyakit jantung atau stroke.

Diabetes melitus merupakan penyakit diabetes kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Menurut International Diabetes Federation, pada tahun 2019 terdapat 463 juta orang berusia antara 20 dan 79 tahun menderita diabetes di seluruh dunia. Terdapat sekitar 463 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, jumlah tersebut setara dengan 9,3% dari total penduduk pada rentang usia tersebut. Menurut Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) mengatakan bahwa pengontrolan Diabetes Melitus yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik Diabetes Melitus sekitar 20-30%. Salah satu upaya dalam pencegahan komplikasi pada penderita Diabetes Melitus adalah dengan meningkatkan kepatuhan pengobatan.

Kesadaran masyarakat yang rendah akan bahaya mengonsumsi makanan tinggi gula memiliki keterkaitan dengan jumlah penderita diabetes yang tinggi. Diabetes Melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Bagi penderita diabetes, Kadar gula darah yang tinggi juga dapat berujung pada kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun