Ayat di atas memberikan definisi yang tepat untuk kata dhiya' (sinar) dan nur (cahaya} yang dalam bahasa arab kedua kata tersebut digunakan untuk menunjuk sesuatu yang memancar dari benda yang terang dan membantu manusia untuk dapat melihat benda-benda yang dilalui pancaran itu. Dalam al-Qur'an kita temukan contoh benda-benda acau gejala-gejala.
lain yang memancarkan sinar seperti barq (kilat), nar (Api) a tau zait (minyak). (Pasya, 2004: 100): Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bi/a gelap menimpa mereka, mereka berhenti.Â
Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa alas segala sesuatu. (QS. alBaqarah: 20) Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan calmya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat Melihat (QS. al-Baqarah: 17)
Al-Qur'anjuga telah membedakan benda-benda langit yang termasuk kategori dhiya' dan nur antara lain bin tang ( termasuk dhiya') dan planet (nur). Dalam arti fisis maupun kiasan, cahaya memegang peran penting bagi manusia. Dalam arti fisis, cahaya adalah bagian dari gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, infra merah, ultra violet, sinar-X, dan sinar gamma. Dalam makna kiasan, cahaya adalah petunjuk Allah atau bahkan dikiaskan sebagai proyeksi dari Allah.
referensi :
Gribbin. 2005. Fisika Modem. Gramedia. Jakarta.
Halliday & Resnick, 1994. Fisika. Erlangga. Jakarta
Kenneth S. Krane 1982. Modem Physics. John willey and Sons, Inc: New York
Pasya. Fuad.2004. Dimensi Sains Al-Qur'an. Tiga Serangkai. Solo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H