Kehadiran anak menjadi pelengkap keluarga yang diidamkan setiap pasangan. Anak adalah amanah yang dititipkan Tuhan pada orang tua. Karena kehadirannya adalah amanah, orang tua memiliki kewajiban menjaga dan mendidik anak secara fisik maupun psikis, karena orang tua adalah guru pertama bagi anaknya masing-masing. Setelah masuk sekolah, orang tua bisa menjadi partner kerja bagi guru ketika anak sudah dirumah.
Fase anak-anak dinilai belum bisa sepenuhnya menjaga dirinya sendiri dari segala bahaya yang hendak menimpanya, ia masih butuh penjagaan dari orang tua. Dalam menjaga dan mendidik anaknya, orang tua pasti memiliki keresahan tersendiri. Resah akan keselamatan anak menjadi salah satu hal yang pasti dimiliki oleh para orang tua, saking takutnya jika terjadi apa-apa pada anaknya sampai ada orang tua yang dinilai over protective dalam menjaga anak, terlepas dari benar atau salahnya, perilaku over protective tersebut dilakukan orang tua pastinya didasari dengan rasa kasih sayang pada anaknya.
Kasus Penculikan Anak
Kasus Penculikan anak yang saat ini sedang marak menjadi salah satu kasus yang mengancam keselamatan anak-anak. Para orang tua dibuat resah dengan maraknya kasus ini, sebab kasus penculikan yang belakangan ini terjadi seperti tidak hanya mengarah pada anak-anak tertentu saja. Jika kita sering melihat di film-film kasus penculikan anak mengarah pada anak-anak dari orang kaya atau terpandang menjadi korban untuk kemudian dimintai tebusan, dimentahkan dengan banyaknya motif yang dilakukan pelaku penculikan yang belakangan terjadi.Â
Salah satu kasus yang membuktikan jika penculikan sekarang tidak mengarah pada anak-anak tertentu adalah penculikan yang terjadi pada Malika, seorang anak penjaga warung yang menjadi korban penculikan seorang pemulung yang dikenal oleh ayah Malika, korban ditemukan setelah 26 hari menghilang.Â
Setelah tertangkap pelaku mengaku kepada polisi tidak ada niatan menculik korban, ia hanya membawa Malika karena teringat anaknya. Tetapi yang mengerikan adalah pelaku ternyata pernah dipenjara karena kasus pencabulan anak.
Kasus penculikan anak juga menjadi keresahan bagi pihak dan lingkungan sekolah, karena Sebagian kasus percobaan penculikan terjadi di dekat lingkungan sekolah dasar ketika anak-anak baru keluar sekolah atau sedang menunggu jemputan. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu di depan salah satu sekolah yang ada di Kota Pekalongan, seorang siswa sekolah dasar yang baru saja keluar dari sekolah sempat diseret hendak dinaikkan ke sepeda motor pelaku, untungnya korban bisa melakukan perlawanan dengan menendang bagian perut pelaku dan berhasil meloloskan diri.
Tips Mencegah Penculikan Anak
Melihat beberapa kasus percobaan penculikan sering terjadi di lingkungan sekolah, membuat para orang tua semakin resah jika membiarkan anaknya pulang sendirian tanpa pengawasan atau menunggu penjemputan terlalu lama.
Ada Sebagian orang tua yang memiliki kesibukan sehingga tidak bisa menjemput anak, alhasil biasa ditemukan anak-anak yang dijemput oleh anggota keluarga lain, tetangga, atau ojek online. Para pelaku penculikan kebanyakan memanfaatkan celah ini untuk melancarkan aksinya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua perlu menerapkan beberapa tips pencegahan penculikan. Para orang tua bisa mengedukasi anak agar tidak mudah percaya pada orang asing dan berani teriak minta tolong ketika ada orang asing yang coba mengganggu atau membekali anak dengan dasar-dasar ilmu bela diri.
Selain beberapa tips tersebut ada hal mudah agar anak bisa lebih waspada dan tidak mudah tertipu dengan kata-kata manis penculik, yaitu dengan membuat kode atau sandi rahasia yang hanya diketahui oleh anak dan orang tuanya saja. Kode rahasia tersebut berguna ketika ada orang yang mencoba berbohong dan mengaku disuruh menjemput si anak oleh orang tuanya, jika orang tersebut tidak bisa menunjukkan kode rahasia maka bisa dipastikan apa yang ia katakan tidak terverifikasi atau berbohong, namun jika orang tersebut bisa menunjukkan kode rahasianya berarti ia sudah terverifikasi atau beneran suruhan orang tuanya. Maka dari itu perlu membuat kode baru setelah dipakai dan diketahui orang lain. Keren kan? Orang tua dan anak seperti sedang bermain detektif-detektifan.
Kode rahasia ini bisa berupa kata sandi atau gerakan-gerakan tubuh. Selain memudahkan anak mengidentifikasi orang yang benar-benar suruhan orang tuanya atau bukan, kode ini juga bisa berguna untuk melatih daya ingat anak, karena anak akan otomatis mengingat-ingat kode tersebut. Selain itu ajak anak untuk menentukan kata sandi atau gerakan tubuh apa yang akan dipakai, ajari anak untuk membuat kode sekreatif mungkin, hal tersebut juga bisa melatih kreatifitas anak.
Sekali dayung satu dua pulau terlampaui. Selain lebih aman dari penculik, anak bisa melatih daya ingat dan kretifitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H