Mohon tunggu...
Angga Darmawan
Angga Darmawan Mohon Tunggu... -

Karyawan salah satu Bank Syariah & Penulis blog ranselkecilku.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kedai Kopi Mata Angin: Tempat Berkumpulnya Beragam Komunitas

30 Mei 2013   21:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:46 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana khas petualang begitu terasa ketika saya tiba di Kedai Kopi Mata Angin. Sebuah Garasi disamping rumah tua yang disulap menjadi sebuah kafe sederhana. Dengan meja kecil dan kursi kayu khas alam dengan dinding berhiaskan foto-foto petualangan alam.

[caption id="attachment_246230" align="aligncenter" width="448" caption="Foto Perjalanan yang terpajang di dinding kedai"]

1369925401587611122
1369925401587611122
[/caption]

Rupanya saya tiba terlalu pagi di acara Seminar Travel Writing yang diadakan di tempat ini. Ketika saya masuk seorang wanita muda menyapa saya “Peserta seminar ya?” tanyanya ramah. “Silahkan ditunggu sebentar ya”seraya mempersilahkan. Belakangan baru saya tahu ternyata beliau salah satu pemilik kedai ini yang bernama Teh Uta.

Kedai ini didirikan tahun 2010 yang semula bertempat di jalan bengawan dan baru pada tahun 2013 ini pindah ke jalan laswi no 19 A Bandung. Kedai ini didirikan oleh 3 orang yaitu teh uta, teh emma dan mas awal. Dinamakan mata angin karena ada sebuah sumbu yang tetap dan yang lainnya mengarah ke berbagai arah.

Pemilik kedai mendirikan kedai ini karena menginginkan sebuah tempat untuk berkumpulnya beragam komunitas yang positif. “selama ini belum pernah ada tempat kumpul untuk beragam komunitas di bandung seperti kedai ini”. Ujar teh uta.

Sebelum memasuki bagian dalam kedai, diatas sebuah dinding dipasang sebuah papan tulis berisikan beragam menu yang ada di kedai ini. Kedai kopi mata angin menyediakan menu yang beragam, mulai dari nasi goreng, spaghetti, pisang goreng, pancake, kopi hingga capucinno.

Dari segi kualitas, menu yang ada di kedai ini tidak main-main, bahkan pemiliknya sendiri yang meraciknya. “Kami mendatangkan kopi-kopi pilihan sehingga kualitasnya terjaga, bahkan pengunjung disini dapat mengetahui perbedaan kopi arabika dan robusta” ujar the uta.

Sebuah papan seperti papan pengumuman beragam acara dipasang di sebuah dinding dan tepat disebelahnya terdapat travel wish list, disinilah para pengunjung menuliskan harapannya untuk berkunjung ke sebuah tempat yang diimpikannya.

Dari papan pengumuman itu pula saya mengetahui bahwa di tempat ini tidak hanya para petualang saja yang berkumpul, namun juga komunitas lainnya. “Disini adalah tempat untuk berkumpulnya beragam komunitas” ujar teh uta.

[caption id="attachment_246227" align="aligncenter" width="448" caption="Travel Wish List"]

13699251791529774652
13699251791529774652
[/caption] [caption id="attachment_246228" align="aligncenter" width="448" caption="Papan Pengumuman bersanding dengan Travel Wish List"]
1369925240602866482
1369925240602866482
[/caption] Mudah saja untuk mencapai kedai ini, saya menaiki taksi dari Bandung Trade Center sekitar 20 menit dengan tarif Rp.22,000.00. Taksi mengarah ke soerapati lalu ke arah selatan menuju jalan riau dan laswi, sekitar 100 meter sebelum perlintasan kereta disitulah kedai ini berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun