Banyak hal baik yang bisa dilakukan saat belajar di rumah, bisa jadi tidak ditemukan di lingkungan sekolah biasa. Misalnya tentang: disiplin diri bangun pagi, tanggung jawab tanpa tekanan, kejujuran tanpa diawasi, merasa rugi bila ketinggalan tugas, menghargai waktu, dan sebagainya (soft skill).Â
Belajar di rumah juga memungkinkan anak mendapat hard skill baru. Misalnya bagaimana mengorganisasi situs-situs yang dibutuhkan (misalnya mencari makna kata dapat dilakukan di situs web KBBI). Cerita anak dan pengetahuan populer dapat ditemukan di majalah Bobo online. Begitu pula bagaimana mencatat hal-hal penting menggunakan  aplikasi catatan di onenote sekaligus kemampuan berbahasa dan menulis. Bagaimana mengelola kata sandi,  dan sebagainya.
4). Sediakan tempat khusus untuk belajar.Â
Belajar di rumah tak ubahnya sama dengan bekerja di rumah. Kadang suit membedakan antara pekerjaan rumah atau sekolah. Untuk itu orang tua harus menyediakan tempat khusus seperti meja atau tempat duduk baik itu di dapur atau di teras rumah. Tandai itu sebagai tempat belajar. Jika duduk di lain tempat tersebut berarti itu waktunya santai, bermain, atau melakukan pekerjaan rumah.
Selain itu perlu orang tua tanggap dengan juga rajin bangun pagi untuk menata kebutuhan perlengkapan anak seperti menyediakan pensil dan tempatnya, mengatur kabel pengecas laptop atau gadget, sampai buku-buku pelajaran sebagai referensi. Dengan demikian ketika anak bangun bisa langsung mengerjakan tugas-tugas dengan cepat tanpa merepotkan orang tua. Biasanya anak selalu lalai dengan segala perlengkapan sekolahnya dan orang tua biasanya dianggap paling tahu keberadaan perlengkapan belajar mereka.
Untuk mengurangi gangguan saat belajar terutama pada laptop atau smartphone yang mereka gunakan, laptop bisa dipasang antivirus/browser yang terus ter-update, perekam layar, atau aplikasi catatan cepat. Hidupkan laptop sebelum anak bangun.
Perlu juga disiapkan kontrol orang tau terhadap penggunaan laptop atau smartphone yang berlebihan. Cegah anak-anak mengambil file orang lain yang bukan haknya. Awasi smartphone dari jarak jauh, pantau waktu pemakaian, tambahkan batasan untuk layanan tertentu. Misalnya dengan memasang aplikasi Family Link Google.
5). Buatlah syarat dan ketentuan yang berlaku
Jadwal dan konsistensi membuat hidup jadi lebih baik. Kegiatan yang tanpa aturan atau sesuka hati biasanya tidak akan mencapai target yang memuaskan.Â
Anak-anak mesti diajarkan konsistensi melakukan jadwal-jadwal belajar yang mereka miliki. Jangan sampai tertinggal setiap tugas. Apalagi jika ada pembelajaran sinkronis (ter-jadwal) berbasis VC seperti webex, zoom, atau di MS. Team. Jika tidak diikuti tepat waktu, anak pasti merasa ketinggalan. Dan sesi itu tidak mungkin diulangi kembali. Tanamkan merasa rugi jika ketinggalan tugas atau belajar sesi sinkronis (live).
6). Fleksibel/luwes dalam menyesuaikan diri dan keadaan