Bukti pengajaran yang efektif dapat ditemukan dalam kualitas kerja yang dihasilkan siswa. Berupa pemikiran mereka pada tingkat yang mampu disampaikan kembali oleh murid melalui pembicaraan (presentasi) dan tulisan (karangan) dari upaya disiplinnya mereka belajar sehingga menghasilakn karya yang otentik. Dengan demikian, hasil mereka bisa dinilai otentik.Â
Dalam pelajaran tematik IPS dan Bahasa Indonesia, misalnya, siswa diwajibkan untuk menulis fiksi sejarah dan mengemukakan argumen untuk menunjukkan kompetensi dalam analisis historis yang telah ia dapatkan. Dalam pelajaran sains atau IPA siswa merancang percobaan, misalnya, membuat rangkaian seri. Langkah-langkah pembuatannya hingga hasil yang diperoleh dari percobaan dapat di foto, divideokan, dan ditulis dalam bentuk karangan deskripsi.
Akhirnya, dari apa-apa yang ia peroleh dari hasil belajarnya diharapkan akan terus memberi manfaat gurita, baik bagi dirinya, maupun orang lain dengan upaya kolaboratif, baik secara nyata ataupun belajar dan berbagi secara online. Â
Salah itu alat yang dapat dapat mendisiplinkan dan membuat mereka menghasilkan karya otentik adalah dengan memanfaatkan alat belajar yang beragam model. Misalnya dengan mengikuti kelas maya, kelas di awan, yaitu dengan menggunakan aplikasi "Google Classroom", Â yang dibuka guru atau wali kelasnya.
Sebelumnya mungkin kita pernah mendengar tentang Google Classroom. Aplikasi belajar online Ini tidak serumit dan seberat yang kita duga. Platformnya mudah dioperasikan, Â sederhana, dan user friendly.Â
Handal untuk membantu terhubung dengan anak didik maupun dengan orang tua mereka. Nyaman tempatnya dan hebat membangun komunikasi sambil  belajar. Jika kita mau menerima dan mengadopsinya akan membantu kegairahan kita semua (guru dan murid) dalam membangun banyak pengalaman dan pengetahuan.Â
Apa yang dapat guru lakukan di kelas awan? Yaitu, sebagai tempat mengelola pekerjaan siswa, tempat memberi pengumuman, menetapkan tujuan belajar, mengumpulkan hasil kerja murid, tempat menilai dan menyimpan hasil kerja murid, dan bisa menjadi tempat ajang saling memberi umpan balik. Bila demikian, tak ada ubahnya seperti kelas di sekolah nyata. Bahkan belajar di sini bisa jadi dapat menghemat banyak waktu guru maupun murid. Yang mana, bisa melakukan tugas di waktu yang diinginkannya dan dari tempat mana saja.Â
Yang perlu kita camkan dalam membuat kelas di awan adalah kepastian memahami alur kerja dan konsistensi. Diperlukan juga beberapa strategi, pengelolaan waktu, dan kesediaan anak didik dan orang tua mau berlama di dunia maya menemani anaknya.Â
Alhamdulillah zaman sekarang, yang mana smatphone hampir merata dalam genggaman anak didik kita. Kelas awan dapat kita bangun dan masuki bersama tanpa kendala waktu dan tempat. Selagi ada kemauan, masih ada paket data, dan tentu saja sebelumnya kita harus punya alamat rumah di awan, yaitu email. Email ibarat kunci atau kartu pengenal masuk agar kita saling terhubung dan mengenal satu sama lain di internet.Â
Penilaian belajar di kelas awan  bisa menjadi tidak praktis, jika berjalan dengan sesuatu yang tidak memenuhi standar atau jika kita membuat kelas tapi tidak melakukan apa-apa, itu bisa membuat murid kita kecewa. Atau konten kita yang kita bagi tidak begitu 'menggigit' maka kita telah membantu menciptakan standar baru yang lebih rendah. Di kelas awan kita berharap menuju standar belajar layaknya kelas nyata biasa, tetap bermutu sambil asyik berselancar..Â
Keuntungan mengajar dan bekerja di kelas awan, yaitu dapat menjadikan pekerjaan guru dan siswa lebih efisien. Tetapi bila kita semua menyadari pentingnya kelas maya dan mau telaten mengikuti sesi belajar di sana secara berkelanjutan maka kita dan murid akan sama-sama memperoleh keuntungan. Murid makin mahir dan guru makin profesional dalam jalankan pengabdiannya.Â