Peran dari seorang guru pendidikan agama islam itu sangat dibutuhkan dalam membimbing para siswanya, terutama yang berhubungan dengan akhlak. Masa kanak-kanak adalah pada masa tersebut anak-anak masih belum mengetahui mana yang baik maupun tidak baik untuk dilakukan, karena mereka sering meniru apa yang dilihatnya, didengarnya ataupun yang dilakukan seseorang entah itu guru, orang tua atau temannya.
Tugas utama dari seorang guru adalah membentuk karakter para siswanya di sekolah. Guru merupakan teladan yang baik dan merupakan idola, atau role model bagi peserta didik, siswa akan meniru maupun mengikuti perkataan, perbuatan, serta perilaku yang ditunjukan gurunya. Posisi Guru itu teramat penting, sehingga mendorong sekaligus menuntut guru untuk selalu memperbaiki kualitasnya terus menerus. Bukan hanya itu saja, guru juga harus mempunyai pribadi yang bertanggungjawab, mandiri, juga mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Guru juga seorang konselor yang membangun akan kehidupan sosial yang positif dilingkungan sekolah bagi para siswanya, atau memberi arahan kepada para siswanya untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan Islam. Selain itu, guru adalah motivator bagi para siswa ketika mereka merasa menyerah atau putus asa dalam proses menimba ilmu di sekolah, peran ini sangatlah penting untuk selalu memberikan pikiran positif, semangat dan maju dalam menggapai sebuah cita-cita.
Guru mempunyai peran yang sangatlah penting untuk mengarahkan para siswanya untuk berkembang. Selain itu, Guru harus pandai dalam merancang pembelajaran yang bisa menyenangkan, bermanfaat, bermakna bagi para siswanya dengan desain yang kontruktif dan juga dinamis. Selain itu juga, peran guru agama penting dalam mendesain pembelajaran yang tidak monoton dan terlalu mendominasi didalam kelas. Guru agama dalam hal ini bisa menstimulasi seluruh kelas dengan metode Full-Class Learning (Pengajaran yang dimpimpin oleh seorang guru untuk merangsang ide dan minat para siswa), melakukan diskusi mengenai topik yang sedang hangat (Class Discussion), Guru juga bisa mendesain collaborative Learning dengan membentuk para siswa dalam kelompok kecil.
Guru pada dasarnya adalah mendidik para siswanya untuk mencapai potensi fitrah dan lurus. Pendidik adalah seseorang yang bertanggungjawab akan tumbuh kembang para siswa secara rohani maupun jasmaninya. Oleh karena itu, sudah pasti peran guru sangat vital dan penting bagi para siswa di sekolah. Seorang guru yang berkualitas adalah guru yang mampu mendesain sebuah pembelajaran yang bermakna, kreatif, menyenangkan, tidak membosankan, penuh dengan suasana kekerabatan dan hangat dalam membantu kesulitas para siswanya dalam belajar. Meskipun pembelajaran terkadang terasa sulit dihadapan para siswa, namun sebagai seorang guru harus mampu membimbing, mengrahkan dan menemani siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang sesuai dengan tuntuntan materi pembelajaran yang ada. Guru agama adalah figur yang sangatlah penting dalam proses pembelajaran.
Guru yang baik adalah guru yang dapat menguasai dan paham betul akan mata pelajaran atau materi yang akan diajarkan para siswanya. Menyediakan metode yang mudah untuk dipahami oleh para siswanya. Mengerti akan bagaimana cara proses penilaian atau evaluasi diberlakukan. Melakukan pengayaan atau rencana lanjutannya setelah melakukan proses pembelajaran. Selain dari  tugas-tugas yang sudah disampaikan diatas tadi, pendidik mempunyai peran untuk mengarahkan dan memberikan nilai yang baik tentang perilaku bermoral sesuai dengan islam. Moral tersebut berisi tentang panduan-penduan perilaku yang diberikan oleh guru. Sedangkan akhlak kepribadian dari seorang peserta didik yang telah diajarkan perilaku bermoral oleh gurunya. Menceritakan akan nilai-nilai yang luhur dari generasi yang telah lalu, yang mempunyai karisma yang mampu membangkitkan para siswanya untuk taat pada sang pencipta.
Begitu pentingnya peran seorang Guru ini, maka dalam menjalankan tugas-tugasnya, guru harus membekali dirinya akan skill dan kemampuan yang mumpuni, bisa menjadi sosok yang mampu menjawab segala permasalahan para siswanya. Selain itu, guru harus mampu memberikan penilaian yang objektif bukan subyektif berdasarkan egonya sendiri. "Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. orang yang disebut Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan".
Tujuan akhir dari proses pendidikan adalah menjadikan siswa yang berkesadaran, baik sadar akan dirinya sebagai seorang hamba Allah SWT,  yang menjadi pemelihara atau wakil dari sang khalik dan bagian dari bangsa, sadar akan  dirinya itu mempunyai peran yang akan dibebankan oleh masyarakat pada dirinya. Melalui peran-peran strategis yang akan mereka pilih dimasyarakat nantinya.  Mengerti akan kemampuan dan kebutuhan siswa. Adapun guru mampu mengetahui kebutuhan para siswanya yaitu dengan cara bertanya, atau berkomunikasi kepada para siswa baik didalam pembelajaran ataupun diluar pembelajaran tentang hal-hal yang dibutuhkan paraa siswa untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan mereka serta membentuk kedewasaan sebagai insan yang sedang berkembang.
Mendesain hubungan yang saling membuka diri, guru maupun para siswa diharapkan jujur, terbuka, apa adanya dan tidak ada yang ditutup-tutupi untuk dijadikan bahan dalam peningkatan mutu pembelajaran dalam pendidikan kepada instansi yang menanungi sebagai dasar untuk mengambil kebijakan oleh kepala sekolah untuk meningkat mutu pendidikan di sekolah. Rajin melakukan pembicaraan kepada para siswanya. Komunikasi yang baik serta terus-menerus diantara siswa dan guru dapat memudahkan kesepahaman antara mereka. Selain itu juga, akan memudahkan dalam menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Memberi keleluasaan dan kebebasan bagi para siswa untuk berkembang sesuai dengan fitrahnya, tidak terlalu maksa. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan para siswa adalah merupakan sosok yang lebih aktif dalam pembelajaran. Memberikan dorongan yang baik. Perilaku saling mendukung dari guru dan para siswa akan menambah keakraban dalam kelas. Hal tersebut bisa dicapai jika guru dan siswa mampu dan saling melengkapi kekurangan yang dihadapi. Guru membutuhkan siswa yang taat, patuh, dan mau diatur dalam pembelajaran. Sedangkan para siswa membutuhkan guru yang mampu mengerti, penuh rasa kasih sayang tidak terlalu arogan dan mempunyai kharisma yang baik ditambah juga dengan mempunyai sifat yang bijaksana  dalam menghadapi perilaku para siwanya.
- Pengembangan moral peserta didikÂ
Dalam suatu bangsa akan mencapai tingkat moralitas yang baik dalam kehidupan berbangsanya, ketika mutu pendidikannya juga baik. Pendidikan adalah suatu alat yang penting agar menciptakan generasi yang bermutu di masa yang akan datang. Pendidikan juga merupakan instansi yang mengajarkan anak mulai dari usia dini sampai ketingkat yang lebih tinggi. Inilah sebuah dasar pemikiran penting yang harus dijadikan acuan bagi pendidik dalam merancang strategi untuk ke depannya.
Manusia merupakan makhluk yang bisa di didik dan belajar. Seharusnya pendidikan mampu mengantarkan manusia untuk menjadi insan berkepribadian dan moral luhur. Indonesia di bekali oleh Tuhan dengan penganut Agama Islam terbanyak di dunia. Namun, berbicara mengenai beberapa hal Indonesia masih ada yang jauh dari nilai-nilai keislaman. Kondisi seperti ini tentu memperihatinkan, mengingat perilaku tersebut nantinya akan menghancurkan bangsa kita sendiri. Dr Thomas Lickona membagi kondisi yang memprihatinkan menjadi beberapa bagian, untuk menunjukkan kehancuran suatu bangsa diantaranya yaitu :
- Kekerasan yang terjadi di kalangan remaja usia sekolah meningkat, seperti : Tawuran, perselisihan antar geng atau urusan-urusan sepele hanya sebatas untuk eksistensi mereka.
- Membudayakan perilaku tidak jujur, korupsi dan yang berhubungan dengan keduanya, seperti: Korupsi waktu, berlaku bohong dan curang.
- Guru, orang tua, dan sosok pemimpin di bangsa ini tidak lagi dihargai bahkan direndahkan ataupun dilecehkan.
- Beberapa kelompok sengaja mengambil peran untuk memperburuk kondisi stabilitas negara.
- Perilaku curiga-mencurigai dan saling memfitnah, mengakibatkan kebencian antar bangsa.
- Bahasa-bahasa yang diucapkan adalah bahasa untuk merendahkan bukan untuk menjunjung tinggi solidaritas.
- Semangat dalam urusan pekerjaan menurun dalam membangun bangsa.
- Warga negara merasa tidak punya tanggung jawab untuk menjalin hubungan erat dan memajukan kehidupan sosial-ekonomi.
- Mewabahnya virus merusak diri dengan perilaku-perilaku amoral seperti kenakalan remaja dalam mengkonsumsi narkoba, sex bebas, dan perilaku-perilaku merusak diri yang lain.
- Remaja tidak mengetahui dengan pasti acuan moral yang pantas untuk dipedomani atau diikuti.
Itulah beberapa bukti rusaknya bangsa dalam mendidik putra-putri bangsanya untuk menggapai cita-cita mereka. Kebanyakan peristiwa-peristiwa tersebut terjadi pada kota-kota besar di Indonesia. Rata-rata kasus remaja yang paling parah adalah terkait penyalahgunaan obat-obatan terlarang yaitu Narkoba, Psikotropika, Napza, dll. Selain itu, remaja kita sering dipertontonkan perilaku-perilakiu tidak berbudi luhur yang bisa mereka askes lewat TV, Internet ataupun sosial media. Tentunya hal tersebut semakin memperburuk kondisi stabilitas bangsa kita khususnya dalam bidang pendidikan. Menghadapi hal ini, terus bagaimana kira-kira strategi yang pantas untuk dilakukan. Melihat beberapa permasalahan tersebut perlu ada strategi yang baik untuk menyelamatkan moral peserta didik, strategi tersebut seperti di bawah ini:
- Melibatkan pastisipasi siswa usia remaja.
- Membudayakan perilaku jujur.
- Mengajari cara memberikan apresiasi kepada setiap manusia.
- Meningkatkan rasa kepercayaan.
- Mengajarkan bertutur bahasa yang baik.
- Mengajarkan etos dan semangat kerja yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H