Mohon tunggu...
Ageng Rikhmawan
Ageng Rikhmawan Mohon Tunggu... lainnya -

"Karena Teknologi yang berfilosofi dan berseni adalah Tempe Indonesia."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Armentum

1 Oktober 2012   17:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Hujan adalah alasan"

" Hujan adalah semua orang memihak pada bersandar."

" Hujan adalah kamuflase orang menangis."

" Mari kita mencintai kemarau, selayaknya aku mencintai hujan."

" Aku telah mencintai kemarau. Dan enggan beralih ke hujan."

" Kenapa kau akan ikut bersama umat peminta hujan?"

" Apa aku berdoa meminta hujan di tengah umat itu?"

" Kau minta apa?"

" Aku minta agar umat peminta hujan juga mencintai kemarau berkepanjangan."


Umat peminta hujan melakukan ibadahnya ditengah ladang kerontang. Mereka masih tetap mendamba hujan. Bersama, meminta agar Tuhan membasahi dengan embun pada dahaga-dahaga mereka. Walau tak banyak orang tahu. Cinta adalah hujan. Mencintai kemarau panjang adalah hujan terindah bagi diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun