Mohon tunggu...
Ageng Rikhmawan
Ageng Rikhmawan Mohon Tunggu... lainnya -

"Karena Teknologi yang berfilosofi dan berseni adalah Tempe Indonesia."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tali Panjang Bagi Sang Ketua Besar

10 Maret 2012   02:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Monas selebihnya menjadi mumi. Tali-tali menyelimuti kokohnya monumental. Agar tertutup matanya untuk sebuah peristiwa. Terjungkai tali putih memecar berbagai arah. Satu ujungnya membentuk sebuah panggung yang bisa naik sendiri, hingga "pada waktunya" khalayak ramai dapat melihat proses "menepati janji" itu. Walau masih harus menunggu, hingga jarit putih ujung lain bisa menemukan sang ketua besar. Berliku-liku jalan Jakarta. Berliku kompleks dan menganak menjadi gang-gang sempit. Tempat para jelata kota tinggal. Masih ada alur terjejak. Pada Setiap belokan pasti ada lekukan yang menandakan tali putih itu masih mencari sang ketua. Sampai pojok kota. Sampai nadirnya jalan.

" Sang Ketua disana! " Tunjuk seorang berbaju putih. Namun secepatnya pula, ia dikeroyok dipukuli oleh beberapa orang berbaju seragam dan beberapa orang dengan baju-baju berwarna-warni yang menunjukkan kepentingan.

Melesat pula tali putih mendengar sumber. Menuju arah yang dituju. Tapi apa yang ia dapat hanyalah beberapa petunjuk baru dari sebuah persoalan baru. Lalu cepat pula ia berfikir tak mungkin untuk memecahkannya lagi. Kali ini harus cepat di tangkap sang Ketua. Karena janji sudah terlihat jelas. Janji harus dipenuhi. Tali putih masih memanjang. Panjangnya sepanjang harap penduduk kota. Harap itu bukan tentang keadilan yang benar-benar hakiki. Karena mustahil ada di dunia. Nyatanya itu tak ada di demokrasi. Nyatanya itu tak ada di sebuah negara. Secuil harap penduduk kota, agar sang ketua tertangkap dan tali-tali putih ini tak menghalangi jalan tempat mereka berpijak.

Semarang 10 Maret 2012.

hpbdy 4 kaka slank. :D piss....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun