Mohon tunggu...
Subarja Wahdini
Subarja Wahdini Mohon Tunggu... -

semangat dan jangan pernah menyerah

Selanjutnya

Tutup

Money

Jangan Takut Rugi dalam Menjalani Bisnis

3 November 2018   11:12 Diperbarui: 3 November 2018   11:29 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu dipahami bahwa kegiatan ekonomi dan bisnis di era global seperti sekarang sangatlah banyak pilihan. Mulai dari usaha bermodal besar, menengah, hingga modal kecilpun dilakukan dimana-mana.

Bagi mereka yang sudah banyak malang melintang berkecimpung di bidang bisnis, tentunya tak perlu membaca tulisan ini. Namun bagi pebisnis pemula atau sama sekali baru akan terjun untuk berbisnis -- mungkin ulasan ini dapat memberi masukan pemikiran.

Nah, hal yang sering mengemuka dalam perbincangan di kalangan pemula dalam merancang suatu bisnis antara lain yaitu takut akan kerugian. Takut rugi dalam hal ini wajar adanya, karena semua orang pada umumnya tidak mau menderita kerugian sehingga usaha yang dijalankan membawa hasil dan berkelanjutan.

Takut rugi memang menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan usaha. Termasuk di awal mula perencanaan ini merupakan salah satu faktor resiko yang mesti dihadapi oleh pebisnis di bidang apapun.

Hanya saja, kalau pikiran selalu dihantui takut rugi dan melulu takut rugi maka akan berakibat menambah beban sehingga motivasi atau semangat untuk berbisnispun menjadi lemah.

Untuk menepis itu semua, ketika kita memutuskan untuk menekuni suatu bisnis - sesungguhnya perlu dipertimbangkan dalam perencanaan cermat dan matang, memperhatikan beberapa faktor diantaranya kemauan dan kemampuan.

Kemauan dan kemampuan penting dimiliki, karena disini terselip cita-cita, harapan, impian atau visi yang bisa diraih sesuai kekuatan (langkah strategis) yang kita punyai. Berminpi atau bercita-cita meraih sesuatu sesuai kemampuan adalah lebih baik daripada muluk-muluk namun tidak mengukur kemampuan diri.

Berikutnya kita perlu berpikir secara cermat melihat peluang bisnis. Hal ini diperlukan karena bisnis akan selalu menghadapi para pesaing. Ada bisnis jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, yang semuanya harus dipahami supaya jangan sampai bisnis mendeg/berhenti di tengah jalan karena kekurangan pangsa pasar/konsumen.

Faktor yang juga tak kalah pentingnya dalam berbisnis yaitu mempertimbangkan resiko. Kita harus menyadari bahwa bekerja di bidang bisnis sesungguhnya juga mengandung unsur spekulasi, untung rugi selalu berada didepan mata kita. Spekulasi positif  dan terukur merupakan pilihan untuk meminimalisir resiko yang kemungkinan terjadi.

Berdasarkan pengalaman, semakin besar keuntungan yang akan diperoleh maka semakin besar pula tantangan serta resiko yang dihadapi. Demikian sebaliknya, semakin kecil keuntungan yang akan diraih maka kecil pula resikonya.

Itu sebabnya, resiko dalam berbisnis apapun menjadi bagian yang tidak boleh disepelekan, jangan diremehkan. Ini logis, karena berbisnis itu tidak hanya memikirkan yang 'manis-manis' saja, yang 'pahit'pun  layak dipertimbangkan ketika rencana bisnis disusun.

Ketakutan berlebihan terhadap resiko dalam berbisnis jangan selalu menghantui pemikiran. Selama resiko masih dapat dikendalikan maka tidak harus selalu ditakuti alias takut rugi. Resiko dalam menjalani bisnis merupakan ilmu dan seni yang harus berani kita hadapi sebagai tantangan dan pastinya harus disikapi.

 Kesimpulannya, jangan takut rugi dalam menjalani bisnis ! Disusul pertanyaan berikutnya yang perlu dijawab yaitu: Bagaimana langkah strategis kita dalam menjalani bisnis supaya tidak rugi? Demikian sekedar berbagi pengalaman. (Subarja W).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun