Mohon tunggu...
Subarja Wahdini
Subarja Wahdini Mohon Tunggu... -

semangat dan jangan pernah menyerah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanpa Oposisi, Demokrasi Kurang Bergairah

27 Oktober 2018   15:05 Diperbarui: 27 Oktober 2018   16:39 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimanapun juga, keberadaan oposisi dalam konteks demokrasi masih selalu dibutuhkan karena tidak ada kebenaran yang absolut dalam dunia perpolitikan dimanapun, keputusan dan kebijakan politikpun masih memerlukan saran dan kritik yang konstruktif supaya dalam pelaksanaannya benar-benar memberi manfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan rakyat banyak.

Menjadi perlu diketahui bahwa varian oposisi sesungguhnya ditemui dalam kehidupan politik dimana-mana. Secara garis besarnya ada yang disebut oposisi destruktuf-oportunis, memiliki kecenderungan merendahkan citra pemerintah yang berkuasa, kebijakan yang disorot dan diungkakan hanya berdasar satu sudut pandang/diametral, mengharapkan jatuhnya penguasa untuk segera dapat diambil alih.

Ada pula oposisi fundamental-ideologis, lontaran opini/gagasan-gagasannya yang diungkapkan bukan hanya sebatas kebijakan, tetapi sudah masuk pada wilayah ideologis, menghendaki penguasa turun dari singgasananya. Dalam hal ini, para oposan tidak hanya sekedar bermaksud mengganti penguasa namun sampai pada ideologi atau paham yang dianggap terbaik baginya.

Dan yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui/dipahami bahwa ada yang disebut oposisi  konstruktif-demokratis, dimana gerakan-gerakan politik dan wacana serta sikap kritis yang dilontarkan banyak memperjuangkan kepentingan lebih luas/umum.  Pandangan dan gagasan yang dikemukakan cenderung berfungsi sebagai penyeimbang pemerintahan (check and balances), tetap menghargai hal positif yang telah dilakukan penguasa, konsisten untuk memperjuangkan demokrasi dalam sistem dan tatakelola pemerintahan secara berkelanjutan sesuai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Nah betapapun kehadiran oposisi masih dibutuhkan dalam berdemokrasi, namun disinilah kita juga perlu cermat memahami keberadaan oposisi dalam kancah politik praktis yang kini berlangsung di tengah kehidupan kita. Terutama disaat ataupun menjelang Pilpres 2019 dengan harapan pelaksanaan pesta demokrasi dapat berjalan dalam suasana kondusif dalam artian aman, lancar, bebas, adil, dan tentunya menuju Indonesia lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. (Subarja W).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun