Mohon tunggu...
Ageng Priyanto Age
Ageng Priyanto Age Mohon Tunggu... Konsultan - Outdoor Educator

Praktisi Pendidikan dan Parenting, Founder Jejak Anak, Penulis Buku Jejak Anak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Canopy Trail Ciwalen-Cibodas

22 Agustus 2023   10:59 Diperbarui: 22 Agustus 2023   11:00 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melintasi Canopy Trail Ciwalen, deg... deg... ser (Jejak Anak) 

Jejak Anak - Ciwalen. Canopy Trail sejatinya adalah sebuah jembatan yang dibuat di atas ketinggian menyerupai ketinggian tajuk-tajuk pohon besar harapannya adalah dapat mengamati prilaku-perilaku hewan yang hidup di tajuk-tajuk pohon tinggi.

Selain untuk pengamatan hewan liar ternyata Canopy Trail memiliki daya Tarik tersendiri dari sisi wisata, eduwisata sebuah gagasan wisata edukasi.

Penambahan nilai atau fungsi sebuah Canopy Trail saat ini sah-sah saja karena memang hal itu tidak mungkin untuk dihindari. Wisata Edukasi di Canopy Trail menjadi ajang mengenakan model pengamatan hewan dari ketinggian, jadi jembatan Canopy Trail tidak hanya difungsikan sebagai jalur perlintasan saja namun lebih pada untuk mengenalkan pada Masyarakat tentang fungsi yang sesungguhnya dari dibangunnya sebuah fasilitas sejatinya diperuntukan untuk pengamatan atau penelitian satwa.

Tepat tidak jauh dari pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas terdapat Canopy Trail sejalur dengan arah ke Curug Ciwalen. Canopy Trail Ciwalen bukan merupakan Canopy Trail pertama yang dibangun di Indonesia. Canopy Trail pertama yang dibangun di Indonesia berada di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, dibangun oleh putra putri Indonesia sendiri.

Canopy Trail Ciwalen berada di ketinggian 45 meter dari rata-rata kontur tanah yang ada dan membentang sepanjang kurang lebih 130 meter diantara pepohonan yang besar tegak berdiri yaitu pohon Rasamala.

Canopy Trail Ciwalen termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sehingga memerlukan ijin khusus untuk mengunjungi atau sekedar melintasi Canopy Trail tersebut. Kita akan merasakan sensasi yang mungkin belum pernah kita rasakan sebelumnya saat melintasi jembatan gantung kadang kala bergoyang seiring langkah kita.

Pemandangan yang mungkin juga jarang dijumpai adalah ketika kita dapat mengamati perliku satwa yang berada di ketinggian, seperti mengamati Owa Jawa yang sedang makan di pucuk-pucuk tajuk pohon atau Owa Jawa yang berkejar-kejaran dalam kelompoknya mengingat Owa Jawa merupakan salah satu satwa endemik Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan statusnya satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah.

Melintasi Canopy Trail Ciwalen, deg... deg... ser (Jejak Anak) 
Melintasi Canopy Trail Ciwalen, deg... deg... ser (Jejak Anak) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun