Mohon tunggu...
risa Herdiana
risa Herdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun pribai

How to Think and How to Do

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Imajinasi yang Abstrak di Lingkup Himpunan

19 Juni 2022   23:20 Diperbarui: 19 Juni 2022   23:24 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta terkadang menjadi suatu masalah yang krusial bagi setiap orang. Mereka terkadang bingung dengan cara apa untuk mengekpresikan rasa itu. Rasa yang datang dan pergi tanpa permisi, rasa yang kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa cinta datang kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa  salah satu penyebab jatuh cinta adalah karena adanya daya tarik fisik. Ketertarikan itu akan semakin bertambah apabila terdapat kesamaan. Sher dalam teori "Assortative matting" menyatakan bahwa orang dapat jatuh cinta karena terletak kesamaan di antara keduanya.

Manusia dan cinta adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Meski demikian, mendefinisikan cinta adalah sesuatu yang sulit. Berbeda dengan Bowning yang menyatakan bahwa cinta itu bersifat subjektif. Antara satu dengan lainnya memiliki pemahaman yang berbeda tentang cinta. Sebab ia sangan tergantung dengan pengalaman dan perasaan individu.

Salah satu alasan terbentuknya perasaan cinta adalah tingginya intensitas pertemuan. Psikoterapis dari South Carolina, Tina Tessina, Ph.D Mengungkap, berinteraksi dengan lawan jenis setiap hari, membantu ketika kesusahan, memberi motivasi ketika sedang dilanda keterpurukan, dan merayakan keberhasilan pada hasil pencapaian adalah potongan-potongan moment yang mempercepat proses terjalinnya cinta.

Alasan lain yang membuat orang jatuh cinta adalah ada kesamaan-kesamaan yg mereka miliki. Perkara di internal pengurus komisariat HMI bisa menjadi bahan diskusi yang menarik. Khususnya bagi mereka yang berada pada satu kepengurusan atau satu bidang yang sama. Kesamaan akan mudah ditemukan.

Persamaan aktifitas yang dijalankan bersama pada akhirnya menciptakan kenyamanan. Hal tersebut menjadi wajar bila Profesionalisme kerja organisasi beralih menjadi jalinan relasi yang romantis.

Relasi romantisme tersebut mesti dibatasi. Profesionalisme kerja haruslah tetap dijunjung tinggi. Apakah relasi romantisme tersebut berdampak keada produktivitas organisasi?

Ada hal yang perlu dipertimbangkan saat membangun  relasi romantisme di dalam sebuah organisasi. Yakni kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, baik antara kader HMI maupun dengan pengurus lainnya. Masalah produktivitas juga mesti dipertimbangkan. Sebab kemajuan organisasi lebih penting ketimbang relasi romantisme pribadi. Menentukan fokus dan prioritas juga menjadi satu hal yang wajib dipertimbangkan.

Penulis lebih menyetujui hubungan positifisme  ketimbang hubungan romantisme. Sebab, hubungan positif antara sesama pengurus akan menciptakan aktifitas yang lebih produktif, membangun, dan memuaskan. Sebagai contoh adalah saling support antara pengurus dan ketua umum yang bijaksana.

Hubungan cinta dikepengurusa yang berakhir buruk juga memperhambat laju kaderisasi. Suasana pengurus akan menjadi lebih canggung dan kaku. Apalagi di HMI banyak agenda yang memerlukan waktu duduk bersama. Maka dari itu, semua efek cinta yang berakhir buruk haruslah matang-matang dipikirkan sejak awal.

Cinta memang sulit untuk dihindari. Apalagi kepada orang yang setiap saat Bertemu. Hal yang harus ditekankan bila cinta itu sudah merasuki adalah mesti dapat memisahkan masalah pribadi dengan masalah organisasi. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada yang menyebabkan atmosfer berorganisasi menjadi ganjil dan tidak menyenangkan.

Bersikaplah sewajarnya ketika sedang jatuh cinta atau luka. Perubahan sikap yang drastis akan sangat berpengaruh terhadap proses kaderisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun