Mohon tunggu...
Agatha Mathilda
Agatha Mathilda Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa/Hubungan Internasional/Upn Veteran Jawa Timur

topik konten favorit : fashion, film, kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Bantuan Kemanusiaan UNICEF Terhadap Anak-anak dan Perempuan di Afghanistan Tahun 2021-2022

24 Oktober 2024   19:50 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:56 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang Topik 

Afghanistan telah menjadi negara yang dilanda konflik bersenjata selama beberapa dekade. Sejak invasi Amerika Serikat pada tahun 2001, konflik ini tidak hanya melibatkan pasukan internasional dan Taliban, tetapi juga membawa dampak besar bagi Masyarakat sipil, terutama anak-anak, yang mengalami gangguan Pendidikan, Kesehatan, serta kesejahteraan fisik dan psikologis mereka. Tahun 2021 menjadi titik balik bagi Afghanistan, ditandai dengan ketidakstabilan yang semakin meningkat. Pada Juli dan Agustus, pasukan Amerika Serikat dan NATO menyelesaikan penarikan mereka dari Pangkalan Udara Bagram, menyerahkan kendali keamanan kepada pemerintah Afghanistan setelah dua dekade berperang (VOA Indonesia, 2021). 

Penarikan ini membuka peluang bagi Taliban untuk dengan cepat memperluas kontrol mereka atas berbagai wilayah di Afghanistan, yang pada akhirnya mencapai puncaknya pada bulan Agustus dengan jatuhnya ibu kota Kabul, menandai kembalinya kekuasaan Taliban dan mengakibatkan krisis kemanusiaan yang mendalam serta ketidakpastian politik di negara tersebut. Dengan penarikan pasukan internasional, Taliban berhasil merebut kendali atas hampir setengah dari sekitar 400 distrik di Afghanistan. Mereka juga mengklaim telah menguasai sekitar 90% perbatasan Afghanistan dengan negara-negara tetangga (BBC Indonesia, 2021). Kembalinya kekuasaan Taliban memperburuk situasi di Afghanistan, ditandai dengan peningkatan kekerasan dan dampak besar terhadap masyarakat sipil.

 Taliban memaksa banyak warga sipil untuk meninggalkan Afghanistan, terutama di wilayah-wilayah yang mereka kuasai, dan memaksa pemuda setempat terlibat dalam perang. Pada paruh pertama tahun 2021, Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA) melaporkan 5.183 korban sipil, termasuk 1.659 tewas dan 3.254 terluka, angka yang meningkat sekitar 47% dari tahun sebelumnya. Anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak, menyumbang sekitar 32% dari total korban sipil, yaitu 1.682 anak, dengan rincian 468 tewas dan 1.214 terluka. Peningkatan jumlah korban sipil ini menegaskan urgensi intervensi kemanusiaan untuk melindungi hak-hak anak dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang terdampak konflik.

Kerangka Teori/ Konsep

Altruisme dalam konteks bantuan dan kerjasama luar negeri merujuk pada tindakan negara atau organisasi internasional yang memberikan bantuan kepada negara lain atas dasar kemanusiaan atau kepedulian terhadap kesejahteraan, tanpa mengharapkan imbalan. Dalam hal ini, bantuan diberikan dengan tujuan untuk meringankan penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan pihak yang terdampak. Menurut perspektif Effective Altruism oleh Peter Singer, manusia memiliki kewajiban moral untuk menyalurkan sumber daya secara optimal guna meminimalkan penderitaan. Effective altruism menekankan bahwa tindakan altruistik harus didasarkan pada efisiensi dan dampak maksimal terhadap kelompok yang paling rentan. Bantuan kemanusiaan UNICEF kepada anak-anak korban konflik di Afghanistan merupakan salah satu contoh penerapan effective altruism. UNICEF menargetkan program-program bantuan yang paling relevan, seperti akses ke pendidikan, kesehatan, dan perlindungan psikologis, dengan tujuan meminimalkan dampak jangka panjang dari konflik. Dalam konteks ini, bantuan UNICEF tidak hanya dianggap sebagai bentuk aksi kemanusiaan, tetapi juga sebagai upaya moral yang efisien untuk memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan memiliki dampak terbesar dan paling signifikan bagi kesejahteraan anak-anak di Afghanistan.

Pembahasan

UNICEF berkomitmen untuk menyelamatkan nyawa, meringankan penderitaan, menjaga martabat manusia, dan melindungi hak-hak populsi terdampak di Afghanistan. Ini merippakan respons terhadap kebutuhan kemanusiaan. UNICEF akan mendukung berbagai kegiatan, termasuk bekerjasama dengan mitra di lapangan, UNICEF akan memberikan paket layanan terintegrasi dalam bidang Kesehatan, nutrisi, air, sanitasi dan kenersihan (WASH), pendidikan, serta perlindungan kepada popilasi yang rentan.

Dalam perspektif Effective Altruism (Altruisme Efektif) yang diperkenalkan oleh Peter Singer, setiap bantuan kemanusiaan harus dilakukan dengan cara yang paling efektif untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan sebanyak mungkin orang. Pendekatan ini berfokus pada penggunaan sumber daya secara optimal untuk memberikan dampak terbesar bagi individu yang paling membutuhkan. Jika diterapkan pada program bantuan UNICEF di Afghanistan, kita dapat melihat bagaimana prinsip-prinsip Effective Altruism mendasari berbagai intervensi yang dilakukan.

  • Prioritas terhadap kebutuhan mendesak dan paling besar.

Menyikapi gempa bumi dahsyat di Herat dan provinsi sekitarnya, ditambah dengan musim dingin yang ekstrem, UNICEF menyediakan paket bertahan hidup musim dingin berupa pakaian hangat, sarung tangan, syal, dan selimut kepada lebih dari 15.000 anak dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal.  Effective Altruism menekankan pentingnya menyalurkan bantuan ke daerah dan kelompok yang paling rentan. Dalam konteks ini, UNICEF berfokus pada keluarga dan anak-anak yang paling terdampak oleh konflik bersenjata, gempa bumi, dan musim dingin ekstrem di Afghanistan. Bantuan ini mencerminkan prioritas terhadap kondisi darurat dan krisis kemanusiaan yang membutuhkan tindakan cepat dan efektif, sesuai dengan pendekatan Singer.

  •  Efektivitas program tunai langsung

Program bantuan tunai UNICEF untuk 1.165 keluarga di provinsi Samangan adalah contoh konkret dari pendekatan ini. Dengan memberikan uang tunai, penerima diberi kebebasan untuk mengalokasikan dana sesuai kebutuhan mereka yang paling mendesak, seperti makanan dan obat-obatan. Pendekatan ini memungkinkan efektivitas yang lebih besar, karena kebutuhan individu bervariasi dan penerima bantuan lebih tahu apa yang paling penting bagi mereka. Ini sesuai dengan prinsip Effective Altruism yang mendorong penggunaan dana secara efisien untuk memberikan dampak maksimal.

  • Penanganan krisis kesehatan dan gizi

UNICEF juga menjalankan program yang berfokus pada Kesehatan dan nutrisi, seperti penanganan malnutrisi, vaksinasim menyediakan layanan Kesehatan dasar primer termasuk imunisasi rutin, rujukan, serta konseling pemberian makan bayi dan anak kecil, juga merespons wabah seperti campak dan diare. UNICEF berupaya merawat 430.000 anak yang menderita malnutrisi akut dan memvaksinasi 250.000 anak terhadap campak dan polio. Pada tahun 2022, UNICEF menargetkan penanganan 105.000 kasus malnutrisi akut serta menyediakan suplemen mikronutrien bagi 1,1 juta ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak di bawah usia lima tahun. Fokus pada upaya pencegahan melalui vaksinasi dan pengobatan malnutrisi adalah bentuk intervensi yang paling efektif dalam menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup, sebuah strategi yang sangat dianjurkan oleh Singer.

  • Pendekatan jangka panjang dan keberlanjutan dalam program WASH 

Dengan 8 dari 10 orang di Afghanistan tidak memiliki akses ke air bersih, dan 93% anak-anak hidup di wilayah yang rawan air, program WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) UNICEF berfokus pada penyediaan sanitasi yang memadai. Program ini mencakup bantuan darurat, edukasi sanitasi, dan peningkatan infrastruktur jangka panjang, dengan anggaran total sebesar USD 1,7 miliar.  Salah satu elemen penting dalam Effective Altruism adalah keberlanjutan dan dampak jangka panjang dari program kemanusiaan. Program WASH UNICEF di Afghanistan, yang berfokus pada penyediaan air bersih dan sanitasi, tidak hanya memberikan solusi darurat, tetapi juga berusaha membangun infrastruktur jangka panjang. Pendekatan ini memastikan bahwa manfaat dari intervensi ini dapat terus dirasakan oleh masyarakat, bahkan setelah krisis berakhir. Dengan mengalokasikan total dana sebesar USD 1,7 miliar untuk perbaikan infrastruktur sanitasi dan air bersih, UNICEF tidak hanya berfokus pada solusi cepat tetapi juga pada solusi berkelanjutan yang akan mengurangi risiko penyakit dalam jangka panjang.

  • Perlindungan Hak-Hak Anak Dan Perempuan Dalam Krisis

Terakhir, menghadapi meningkatnya kekerasan berbasis gender, seperti pernikahan anak dan eksploitasi seksual, UNICEF berkomitmen memastikan bahwa semua anak, teruutama anak Perempuan, memiliki kemudahan terhadap akses pendidikan publik dan melalui program Pendidikan Berbasis Komunitas (Community-Based Education/CBE). Dukungan kesehatan mental dan psikososial (MHPSS) akan diberikan oleh pekerja sosial dan komunitas di ruang aman untuk anak-anak, remaja, dan perempuan. UNICEF juga akan memperluas edukasi risiko bahan peledak (EORE) untuk mencegah cedera serius atau kematian serta terus mengidentifikasi, memverifikasi, melaporkan, dan merespons pelanggaran berat terhadap anak-anak.

Inisiatif ini menghubungkan langsung dengan konsep Effective Altruism karena pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk memutus siklus kemiskinan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi penerima. Dengan memberikan akses pendidikan kepada 900.000 siswa melalui komunitas lokal, UNICEF berinvestasi pada masa depan anak-anak ini dan sekaligus mengurangi risiko eksploitasi, pernikahan anak, dan kekerasan berbasis gender yang meningkat di tengah krisis. Pendekatan ini menempatkan sumber daya pada sektor yang memiliki dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat.

Kesimpulan

Bantuan kemanusiaan UNICEF terhadap anak-anak korban konflik di Afghanistan selama periode 2021-2022 menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan oleh UNICEF sangat relevan dan selaras dengan prinsip Effective Altruism yang dikembangkan oleh Peter Singer. Bantuan UNICEF berfokus pada kebutuhan mendesak yang paling kritis, seperti penyediaan pakaian musim dingin, bantuan tunai, penanganan malnutrisi, dan akses kesehatan serta pendidikan. Pendekatan ini memastikan bahwa sumber daya disalurkan secara efisien dan efektif untuk memberikan dampak terbesar pada kelompok yang paling rentan, terutama anak-anak. Melalui program-program seperti WASH, bantuan pendidikan berbasis komunitas, dan perlindungan hukum serta psikososial bagi anak-anak dan perempuan, UNICEF tidak hanya memberikan solusi jangka pendek tetapi juga membangun infrastruktur sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini menciptakan dampak jangka panjang yang dapat memutus siklus kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan yang dialami anak-anak korban konflik. Pendekatan Effective Altruism memberikan kerangka yang kuat untuk menilai efektivitas bantuan UNICEF, di mana setiap tindakan diukur berdasarkan dampaknya terhadap kesejahteraan penerima bantuan. Dengan demikian, UNICEF mampu menyalurkan bantuan yang tepat guna, transparan, dan berkelanjutan, sesuai dengan kewajiban moral untuk meminimalkan penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup di Afghanistan, khususnya bagi anak-anak korban konflik.

 

References

(n.d.). Retrieved October 14, 2024, from https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jatayu/article/download/43104/20737

BBC Indonesia. (2021). Afghanistan: Perang selama dua dekade, berikut fakta-faktanya dalam 10 pertanyaan. Retrieved October 14, 2024, from https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57760566

Reformsasi Hukum Trisakti. (2024, May 24). Afganistan's Responsibility to Protect Child Victims of Armed Conflict Under International Humanitarian Law. 6. doi:https://doi.org/10.25105/refor.v6i2.19809

UNICEF. (2022). Humanitarian action for children: Afghanistan 2022. UNICEF. Retrieved OCTOBER 14, 2024, from https://www.unicef.org/media/112576/file/2022-HAC-Afghanistan.pdf

UNICEF USA. (n.d.). UNICEF in Afghanistan. Retrieved OCTOBER 2024, 2024, from https://www.unicefusa.org/where-unicef-works/asia/afghanistan

United Nations Afghanistan. (2021). Civilian casualties set to hit unprecedented highs in 2021 unless urgent action to stem violence -- UN. Afghanistan. Retrieved october 14, 2024, from https://afghanistan.un.org/en/137510-civilian-casualties-set-hit-unprecedented-highs-2021-unless-urgent-action-stem-violence-%E2%80%93-un

VOA Indonesia. (2021, Desember 29). Kilas balik 2021: Militer AS akhiri perang terpanjang di Afghanistan. VOA Indonesia. Retrieved october 14, 2024, from https://www.voaindonesia.com/a/kilas-balik-2021-militer-as-akhiri-perang-terpanjang-di-afghanistan/6358024.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun