- Meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta
Seorang sejarawan Belanda bernama Johan Huizinga dalam bukunya berjudul Homo Ludens mengatakan bahwa manusia senang bermain. Buku ini menyoroti pentingnya elemen permainan dalam kebudayaan di suatu masyarakat. Berdasarkan teori tersebut, kita dapat mengasumsikan bahwa keberadaan serious game memenuhi celah tersebut. Serious game dapat membuat seseorang tertarik akan suatu topik, hingga mempermudah penerjemahan nilai-nilai dari topik yang kompleks dan cenderung sulit dimengerti. Pengguna juga dapat merasa termotivasi saat meraih penghargaan setelah mereka mencapai sesuatu di dalam gim tersebut, misalnya naik level, mendapatkan item baru, dan lain sebagainya.
- Memudahkan seseorang dalam mengingat sesuatu
Bahan ajar konvensional yang kebanyakan tidak interaktif memiliki risiko membuat peserta didik bosan hingga langsung melupakan materi tersebut meski baru saja disampaikan atau dipelajari. Lewat serious game, peserta didik diberikan kesempatan untuk perlahan mencerna dengan mekanisme belajar interaktif yang menyenangkan dan tidak monoton. Hal ini pada tahap berikutnya tentu akan menimbulkan potensi peserta didik untuk mengingat apa yang mereka pelajari.
- Mengurangi biaya pelatihan dan risiko pelatihan
Para pekerja yang masih dalam masa pelatihan mempunyai risiko yang sangat tinggi untuk melakukan kesalahan, terutama jika mereka langsung ditempatkan di lapangan. Contohnya, seorang kasir yang baru saja direkrut dan ditempatkan di lapangan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menerapkan apa yang sudah diajarkan di pelatihan. Hal ini dapat menyebabkan kekacauan dalam melayani pelanggan secara langsung dan dapat menurunkan reputasi perusahaan di mata pelanggan.
Contoh lainnya adalah para pekerja di bidang konstruksi. Untuk melaksanakan pelatihan di bidang konstruksi diperlukan tempat konstruksi serta alat-alat berat. Kebutuhan ini bukan hanya menghabiskan biaya, tetapi juga memiliki risiko tinggi yang menyangkut nyawa karyawan tersebut. Serious game dapat digunakan untuk mengatasi risiko yang bisa membahayakan karyawan serta perusahaan. Untuk pelatihan di yang berkaitan dengan interaksi sesama manusia, aplikasi mobile dapat menjadi pilihan yang pas. Sementara untuk pelatihan berbasis alat berat atau bidang konstruksi, teknologi virtual reality dapat diimplementasikan untuk simulasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H