"Terbawa lagi langkahku ke sana
Mantra apa entah yang istimewa
Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja
Dengar lagu lama ini katanya
Izinkan aku pulang ke kotamu
Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja
Hey cantik, bawa aku jalan
Jalan kaki saja menyusuri kota
Ceritakan semua ceritamu padaku"
Bersenandung kecil saya menyanyikan lagu milik Adhitia Sofyan. Menatap kota Yogyakarta dari waktu ke waktu mencatatnya sebagai cerita. Kota Yogyakarta yang semakin berkembang dan dikenal sebagai kota pelajar pun memiliki banyak fasilitas pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Kota Yogyakarta pun menjadi kota yang lengkap, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata alam semua tersedia di kota ini. Pembangunan hotel yang marak di kota Yogyakarta menjadi bukti bahwa kota Yogyakarta adalah kota yang menjadi destinasi wisata di Indonesia. Bukan seseorang yang lahir di Kota Yogyakarta namun saya begitu mencintai dan bangga pada kota ini, karena saya besar, sekolah, dan memiliki banyak teman di Kota Yogyakarta.
Yogyakarta bisa dibilang kini menjadi kota yang sibuk. Kota Yogyakarta dalam bahasa Jawa disebut sebagai Hanacaraka. Nama “Yogyakarta” sendiri diambil dari dua kata, yaitu “Ayogya” atau “Ayodhya” yang berarti “kedamaian” atau “tanpa perang”, dan “Karta” yang berarti “baik”. Yogyakarta merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sekaligus tempat pendudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam. Hal yang menjadi catatan sejarah lainnya adalah Yogyakarta pernah menjadi ibu kota Indonesia. Pada tanggal 4 Januari 1946 Pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kotanya dari Jakarta setelah Belanda dengan Sekutunya melancarkan serangan ke Indonesia.
Saya sendiri juga memiliki satu tempat favorit yang bisa saya kunjungi berkali-kali dan tidak bosan. Memang bukan di pusat kota namun daerah ini pernah ngehits pada masanya. Iya Kotagede yang dalam Bahasa Indonesia artinya Kota Besar. Mengagumkan bagi saya karena Kotagede pernah ngehits pada masanya. Pada tahun 1575 hingga 1640, Kotagede yang kini merupakan kecamatan di Yogyakarta, pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram. Karaton (Keraton) Ngayogyakarta dan Puro Pakualam merupakan bangunan dan pemerintahan yang masih berfungsi dan merupakan pecahan dari Mataram.
Kotagede bukan hanya sekadar singgah di hati saya namun nampaknya telah menetap di hati saya. Rasanya ingin berlama-lama saat menikmati wedangan jahe di sudut pasar Kotagede. Atau sekadar menikmati sate ayam di ujung jalan Kotagede diantara keremangan malam dan di tembok lama Kotagede beraroma masa lalu. Nah, kegiatan berlama-lama di Kotagede ini membuat saya kadang lupa waktu. Betah rasanya setelah bernostalgia di Kotagede.
Wisata lainnya yang tak kalah membuat lupa waktu adalah wisata pantai di Gunungkidul. Memang perjalanan untuk sampai ke barisan pantai di Gunungkidul membutuhkan waktu tempuh lebih kurang 3 jam. Namun, saya rasa ini worth it dengan keindahan alam dan pasir putihnya. Bahkan digadang-gadang barisan Pantai Gunungkidul akan menjadi destinasi wisata yang seramai pantai-pantai di Pulau Bali dan Pulau Lombok. Ada banyak pantai di Gunungkidul, tapi saya memang ingin selalu kembali lagi ke Pantai Poktunggal karena mirip dengan Tanah Lot di Bali. Pantai Sedahan juga memiliki keindahan pasir putih yang mengagumkan, pantai yang biasanya digunakan untuk camping ini memang agak jauh dibanding Pantai Gunungkidul lainnya tapi saya jamin tidak akan ada penyesalan saat kesana asal jangan pergi bersama mantan saja. Hussshh lagian sudah mantan kenapa diajak heheheh
Kadang kala saya pun ingin merasakan keheningan Yogyakarta dari sisi yang lain, biasanya saya bergerak menuju Hutan Pinus Mangunan dan sekitarnya untuk menikmati suasana hutan yang sepi.
![img-0421-jpg-5e821513097f362c5b7a6a32.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/30/img-0421-jpg-5e821513097f362c5b7a6a32.jpg?t=o&v=770)
![img-1636-jpg-5e821324d541df35a9421062.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/30/img-1636-jpg-5e821324d541df35a9421062.jpg?t=o&v=770)
![img-0423-jpg-5e82134fd541df3593561382.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/30/img-0423-jpg-5e82134fd541df3593561382.jpg?t=o&v=770)
Lokasinya mudah ditangkap hanya butuh lebih kurang 60 menit berkendara dari Yogyakarta International Airport dan 10 menit berkendara dari Stasiun Tugu. Hotel ini sangat strategis karena begitu dekat dengan banyak kantor pemerintahan dan area perbelanjaan. Hotel yang sangat pas untuk menginap ketika ada urusan bisnis atau liburan di Kota Yogyakarta.
Kamar di Cordela Kartika Dewi Yogyakarta terbagi dalam 2 jenis:
1. Deluxe Double
![014-deluxe-room-king-bed-1-5e821380097f364384281a02.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/30/014-deluxe-room-king-bed-1-5e821380097f364384281a02.jpg?t=o&v=770)
- Fasilitas kamar
- Tempat tidur premium King Koil yang nyaman
- Penyejuk Udara Terkendali Secara Individual
- Selimut kualitas tinggi dan linen
- TV LCD 32 inci dengan saluran nasional dan internasional
- Meja tulis
- Sandal
- Telepon
- Koneksi Wi-Fi Gratis Berkecepatan Tinggi
- Fasilitas pembuat kopi dan teh
- Gratis 2 botol air mineral per hari
- Pengering rambut berdasarkan permintaan
- Kamar mandi berkualitas baik dengan air panas dan dingin.
- 2. Deluxe Twin
-
013-deluxe-room-twin-bed-5e8213d9097f361b0460e452.jpg
- Tersedia untuk 60 kamar dengan luas 18 meter persegi. Kamar ini dapat menampung maksimal 2 orang dewasa dan 1 bayi / bayi (di bawah 1 tahun). Tidak ada kapasitas untuk tempat tidur tambahan di kamar.
- Fasilitas kamar
- Tempat tidur premium King Koil yang nyaman
- Penyejuk Udara Terkendali Secara Individual
- Selimut kualitas tinggi dan linen
- TV LCD 32 inci dengan saluran nasional dan internasional
- Meja tulis
- Sandal
- Telepon
- Koneksi Wi-Fi Gratis Berkecepatan Tinggi
- Fasilitas pembuat kopi dan teh
- Gratis 2 botol air mineral per hari
- Pengering rambut berdasarkan permintaan
- Kamar mandi berkualitas baik dengan air panas dan dingin
Setelah menikmati destinasi wisata alam dan wisata kota di Yogyakarta. Saya ingin bersegera menikmati nyamannya staycation di pusat kota bersama Cordela Kartika Dewi Yogyakarta. Fasilitas yang tidak tanggung-tanggung dari Cordela Kartika Dewi Yogyakarta membuat saya tidak perlu khawatir berlama-lama bernostalgia di Kotagede dan sekitarnya. Pulang malam pun aman, karena Cordela Kartika Dewi tetap ada disana menanti. Lalu kembali bersenandung "Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi. Bila hati mulai sepi tanpa terobati."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI