Diplomasi publik merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk membentuk persepsi dan sikap publik internasional. Diplomasi publik bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral dan multilateral. Teori diplomasi publik menyatakan bahwa negara terlibat dalam komunikasi tidak hanya melalui saluran diplomatik resmi, tetapi juga melalui interaksi yang mencakup komunitas yang lebih luas.Â
Pada era globalisasi, terjadi transisi substansial di sektor teknologi digital. Memanfaatkan media sosial, platform digital, dan teknologi komunikasi lainnya memungkinkan suatu negara untuk secara efektif dan efisien terlibat dengan audiens yang lebih luas. Penyebaran diplomasi publik di sektor telekomunikasi menghadirkan peluang dan hambatan baru.
Telekomunikasi sangat penting dalam memfasilitasi diplomasi publik di era digital. Infrastruktur telekomunikasi yang kuat tidak hanya membantu pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, tetapi juga menjadi alat strategis untuk meningkatkan hubungan internasional. Dengan potensi pasar yang luas, Indonesia dan Cina berupaya untuk membangun kolaborasi di bidang telekomunikasi.Â
Kolaborasi telekomunikasi antara Indonesia dan Cina mencakup berbagai bidang, termasuk investasi dalam infrastruktur jaringan, kemajuan teknologi 5G, dan upaya bersama dalam penelitian dan pengembangan (litbang). Dengan terlibat dalam diplomasi publik, kedua negara dapat membangun kepercayaan, memajukan tujuan bersama, dan menumbuhkan atmosfer yang baik untuk kolaborasi yang saling menguntungkan.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Cina memiliki sejarah yang panjang. Berkaitan dengan komunikasi, beberapa tahun belakang terjadi peningkatan kolaborasi melalui berbagai proyek kolaborasi. Pada tahun 2015, Indonesia dan Cina telah menandatangani berbagai kesepakatan untuk memperkuat kolaborasi di bidang teknologi dan telekomunikasi.Â
Salah satu upaya yang signifikan adalah pembangunan jaringan serat optik yang menghubungkan wilayah terpencil di Indonesia. Inisiatif ini dimungkinkan dengan pemanfaatan teknologi canggih dan dukungan finansial dari perusahaan telekomunikasi Tiongkok. Selanjutnya, pada tahun 2019, kedua negara mencapai kesepakatan bersama untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi 5G.Â
Cina, dengan memanfaatkan pengalaman dan keterampilannya yang luas dalam teknologi 5G, secara aktif mentransfer pengetahuan dan memberikan bantuan kepada Indonesia. Kolaborasi ini tidak hanya mendorong kecakapan teknologi Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Diplomasi publik di era digital memanfaatkan beberapa media digital untuk mencapai tujuan strategisnya. Pemerintah Indonesia dan Cina telah memanfaatkan platform media sosial, situs web resmi, dan aplikasi komunikasi untuk meningkatkan visibilitas dan advokasi kerja sama mereka di bidang telekomunikasi.Â
Kedua negara memanfaatkan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan WeChat untuk mendistribusikan informasi mengenai kolaborasi mereka di bidang telekomunikasi. Dengan menyebarkan konten yang informatif dan menarik, pemerintah dapat meningkatkan kesadaran publik dan mendapatkan dukungan untuk inisiatif telekomunikasi yang berkelanjutan.Â
Program pertukaran dan pelatihan untuk pekerja telekomunikasi dari kedua negara memainkan peran penting dalam diplomasi publik. Melalui pertukaran tenaga ahli dan pelajar, kedua negara dapat saling memperoleh manfaat dari berbagi pengetahuan dan teknologi. Dalam program ini juga terdapat fasilitas pembentukan jaringan profesional yang kuat, yang dapat mendorong kolaborasi di masa depan.Â
Selain itu, Indonesia dan Cina sering mengadakan atau mengambil bagian dalam konferensi yang berfokus pada kemajuan teknologi telekomunikasi dan kolaborasi bilateral. Dengan aktif terlibat dalam forum-forum ini, kedua negara dapat menunjukkan dedikasi mereka terhadap kemajuan teknologi dan meningkatkan posisi mereka di platform global.
Kolaborasi di bidang telekomunikasi antara Indonesia dan Cina menghasilkan banyak keuntungan bagi kedua negara. Salah satu keuntungan utama dari kerja sama ini adalah peningkatan infrastruktur telekomunikasi. Melalui pemanfaatan teknologi dan dukungan finansial dari Cina, Indonesia memiliki potensi untuk mengurangi kesenjangan akses digital dan meningkatkan koneksi di seluruh negeri. Selain itu, kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memperoleh teknologi dan keahlian mutakhir di bidang telekomunikasi, yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan teknologi dalam negeri dan menumbuhkan kreativitas.Â
Di samping itu, China juga mendapatkan keuntungan dengan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pasar dan kebutuhan di Indonesia. Investasi di industri telekomunikasi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas.Â
Pengembangan infrastruktur telekomunikasi juga menciptakan prospek bisnis baru dan memfasilitasi pertumbuhan industri termasuk pendidikan, kesehatan, dan e-commerce. Lebih jauh lagi, kolaborasi yang kuat di bidang telekomunikasi meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, membangun dasar yang kuat untuk kerja sama di berbagai bidang seperti perdagangan, bisnis, dan budaya.
Meskipun terdapat banyak keuntungan, ada juga beberapa hambatan dalam bidang diplomasi publik dan kolaborasi telekomunikasi antara Indonesia dan Cina. Sala satu contohnya adalah perbedaan budaya dan komunikasi yang dapat menghambat kolaborasi bilateral. Permasalaham ini mengarah pada potensi kesalahpahaman atau miskomunikasi jika tidak ada upaya untuk memahami dan menghargai norma budaya yang unik serta perbedaan gaya komunikasi.Â
Selain itu, di era digitalisasi, masalah keamanan dan privasi menjadi perhatian penting. Kerja sama telekomunikasi membutuhkan jaminan teknologi yang tidak membahayakan data dan informasi sensitif. Oleh karena itu, kedua negara harus berkolaborasi untuk menetapkan standar keamanan yang ketat dan saling menguntungkan. Perbedaan undang-undang dan peraturan antara Indonesia dan Cina dapat menjadi rintangan dalam kolaborasi telekomunikasi.Â
Harmonisasi peraturan dan kebijakan diperlukan untuk mencegah konflik dan memperlancar pelaksanaan inisiatif kolaboratif. Selain itu, adanya persaingan global yang ketat di industri telekomunikasi juga dapat berdampak pada tingkat kerjasama antara Indonesia dan China.Â
Oleh sebab itu, sangat penting bagi kedua negara untuk menjaga hubungan baik dalam menghadapi persaingan dan mencari jalan untuk saling meningkatkan kekuatan, alih-alih terlibat dalam persaingan langsung.
Tantangan dunia modern membuat penggunaan teknologi digital dalam diplomasi publik sangat penting untuk meningkatkan kolaborasi antara Indonesia dan Cina. Melalui upaya pemanfaatan media sosial, keterlibatan dalam program pertukaran, partisipasi dalam forum internasional, dan publikasi konten melalui media massa, kedua negara dapat membangun kepercayaan, memajukan kepentingan bersama, serta mencapai keuntungan bersama.Â
Kolaborasi di bidang telekomunikasi antara kedua negara tentu menghasilkan banyak keuntungan, seperti meningkatkan infrastruktur, memfasilitasi pertukaran pengetahuan teknologi, mendorong ekspansi ekonomi, dan memperkuat hubungan bilateral. Meski demikian, sangat penting untuk mengatasi permasalahan seperti kesenjangan budaya, cybersecurity, perbedaan kebijakan, dan persaingan internasional.Â
Dengan upaya kerjasama ini, Indonesia dan Cina dapat meningkatkan kualitas telekomunikasi, peningkatan pembangunan infrastruktur memadai serta memaksimalkan pemanfaatan peluang yang hadir pada era digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H