Mohon tunggu...
Agastya Pinangkesti
Agastya Pinangkesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional - UPN "Veteran" Yogyakarta

I love outdoor activities!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Budaya Melalui Pengenalan Gamelan dalam Internasional Festival

16 Juni 2023   00:07 Diperbarui: 16 Juni 2023   00:24 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diplomasi merupakan salah satu alat pembawa kepentingan negara yang bertujuan menghasilkan keputusan dalam rangka menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam pemahamannya, diplomasi dapat diartikan sebagai suatu seni atau praktek negosiasi yang dilakukan oleh seseorang yang ditunjuk sebagai perwakilan suatu negara atau organisasi. Pada umumnya, diplomasi berkaitan erat dengan aktivitas internasional baik dalam hal kebudayaan, politik, ekonomi, maupun sosial. 

Pada awalnya, diplomasi hanya dilakukan oleh aktor-aktor negara yang masuk dalam struktur kepemerintahan. Sehingga dalam prosesnya tidak ada peran serta dari masyarakat umum maupun peran serta tokoh aktor non negara. Seiring berjalannya waktu, diplomasi berkembang dan mulai mengalami perubahan. Salah satunya adalah peran serta pihak di luar struktur negara atau yang biasa di sebut aktor non negara.

Aktor non negara merupakan para pihak yang berada di luar struktur kepemerintahan. Pada umumnya, aktor - aktor non-negara dapat dibagi ke dalam beberapa golongan seperti pihak perwakilan perusahaan, organisasi media massa, bisnis, gerakan pembebasan rakyat, kelompok lobi, kelompok agama, dan badan bantuan. Selain itu, aktor non negara juga dapat meliputi aktor kekerasan non-negara sebagai contoh pasukan paramiliter.

Dalam prakteknya, diplomasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis seperti diplomasi perantara, diplomasi publik, diplomasi dolar, diplomasi kapal perang, diplomasi rakyat, diplomasi politik pasifikasi, dan lain sebagainya. Dalam penggolongan tersebut, diplomasi di kerucutkan kembali kedalam beberapa jenis. Salah satunya adalah diplomasi hiburan atau yang biasa di kenal dengan diplomasi budaya.

Diplomasi budaya merupakan salah satu bagian dari diplomasi publik yang berbentuk soft power. Dalam prakteknya, diplomasi budaya dilakukan dalam wujud komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat publik melalui media budaya. Sedangkan dalam tujuannya, diplomasi ini memiliki tujuan untuk mempromosikan suatu negara dalam rangka melindungi kepentingan nasionalnya. Melalui perwakilan dari negaranya, diplomasi budaya diwujudkan dalam pemahaman, penginformasian, dan upaya mempengaruhi publik di luar negaranya.

 Diplomasi budaya hadir dalam upaya pembentukan citra dan pengenalan identitas diri. Hal ini terjadi dalam rangka menumbuhkan kepercayaan publik internasional melalui potensi negara dan prestasi yang di miliki. Melalui pengenalan tersebut, diharapkan dapat memunculkan dampak positif bagi kepentingan nasional suatu negara dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan lain sebagainya. 

Hadirnya globalisasi membawa pengaruh besar terhadap diplomasi. Hal ini terkhusus pada diplomasi publik atau yang dikenal dengan soft diplomacy. Perkembangan dunia tentu saja mempengaruhi interaksi antar negara di seluruh dunia. Meningkatnya persaingan antar kekuatan merupakan salah satu dampak dari perubahan struktur dunia yang terjadi akibat globalisasi. Salah satu langkah yang diambil para aktor dalam persaingan adalah melalui penyebaran pengaruh dalam diplomasi budaya.

Diplomasi budaya yang dikembangkan melalui kehadiran budaya pop atau modern digunakan sebagai media promosi citra negara. Budaya di sini dapat berupa hiburan, olahraga infotaiment, tradisi nasional, selebritas, warisan leluhur, dan lain sebagainya. Selain sebagai promosi citra negara, diplomasi budaya juga digunakan sebagai media untuk menyoroti kebijakan luar negeri yang diterapkan. Dalam hal ini, kita dapat mengambil contoh perwujudan hiburan yang didefinisikan sebagai suatu bagian penting dari diplomasi publik di berbagai negara di seluruh dunia.

Salah satu contoh perwujudan diplomasi budaya adalah terhelatnya pertunjukan seni dan budaya yang di kenal dengan Internasional Festival Gamelan 2018. Dalam ajang pertunjukan seni ini, pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak berupaya memperkenalkan gamelan sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia. 

Gamelan merupakan salah satu alat musik berbahan dasar dari logam atau perunggu yang berasal dari kebudayaan Jawa. Gamelan, sebagai salah satu alat musik tradisional umumnya digunakan untuk mengiringi perhelatan wayang ataupun pengiringan pagelaran adat orang - orang terdahulu. Dalam perkembangannya,  Gamelan tidak hanya dimainkan untuk pertunjukan seni, tetapi juga dalam berbagai kegiatan tradisional dan ritual keagamaan.

Dalam sejarahnya, gamelan diyakini telah ada sejak tahun 404 Masehi di wilayah tanah Jawa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Dalam mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Gyang Guru Era Saka, yang mana merupakan dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa yang memiliki istana di Medangkamulan atau yang saat ini diyakinin berada di wilayah Gunung Lawu. 

Para peneliti menilai penciptaan gamelan berawal dari hadirnya gong yang di ciptakan Sang Hyang Guru yang di yakini sebagai media untuk memanggil para dewa. Kemudian, setelah hadirnya gong, peneliti meyakini perkembangan gong menjadi dua lalu disusul satu set gamelan lainnya.

Sebagai salah satu media diplomasi budaya, gamelan memiliki sejarah yang cukup panjang. Sebagai bagian dari warisan budaya milik bangsa Indonesia, gamelan kini telah resmi menjadi bagian dari kekayaan kebudayaan global hal ini dapat dibuktikan melalui pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang biasa disebut UNESCO. Hal ini terungkap pada Sidang Ke-16 Komite Penyelamatan Warisan Budaya Takbenda (Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage) di Paris, Prancis, Pada tanggal 15 Desember 2021.

Keputusan UNESCO untuk memasukkan gamelan sebagai salah satu kekayaan kebudayaan global didasarkan pada penilaian filosofi gamelan. Gamelan dinilai sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. Hal ini dikuatkan dengan tata cara permainan gamelan yang dimainkan secara orkestra, yang mana mengupayakan agar para pemainnya mengajarkan nilai-nilai saling menghormati, mencintai, dan peduli satu sama lain. 

Pengakuan UNESCO terhadap gamelan yang mana berarti pengakuan dunia akan kebudayaan Indonesia, tentu saja  akan meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata internasional. Hal ini berarti kita semakin dituntut untuk melestarikan warisan budaya gamelan. Selain itu, melalui diplomasi budaya seni gamelan, masyarakat internasional akan lebih memahami budaya Indonesia dan memahami pelajaran di balik hadirnya kebudayaan tersebut yang mana hal ini akan semakin meningkatkan citra baik Indonesia di mata internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun