Mohon tunggu...
Agaprita Eunike Sirait
Agaprita Eunike Sirait Mohon Tunggu... Dokter - Salam hangat!

Seorang dokter yang sedang mengejar mimpinya, tertarik dengan kesehatan anak, dan senang menyalurkan pengalaman serta pengetahuannya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anak Demam, Kapan Harus ke Dokter?

12 April 2019   09:15 Diperbarui: 12 April 2019   09:28 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari kidspot.co.au

Musim hujan yang datang kerap membawa momok bagi masyarakat: banyak nyamuk = demam berdarah. Salah satu gejala demam berdarah seperti namanya adalah "demam". 

Banyak orang tua panik menghadapi anak dengan suhu badan yang tiba-tiba meningkat, apalagi jika di lingkungan sekitar banyak yang terkena penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti ini. Alhasil, anak langsung dibawa ke pusat kesehatan untuk bertemu dengan dokter karena takut dengan penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini.

Demam merupakan suatu respon ketika terjadi proses peradangan di dalam tubuh manusia. Ketika terjadi proses infeksi oleh kuman (virus, bakteri, atau parasit), maka tubuh akan berusaha melawan kuman-kuman tersebut dengan mengeluarkan sel-sel radang. 

Tanda terjadinya proses peradangan adalah merah (rubor), panas (kalor), sakit (dolor), tumor (bengkak), serta gangguan fungsi jaringan tubuh (fungsio laesa). 

Sederhananya ketika terserang flu, semua tanda tersebut bisa muncul. Hidung gatal, kepala panas, tonsil membengkak, dan kerongkongan sakit hingga tidak bisa menelan.

Selain sebagai tanda radang, demam juga merupakan salah satu gejala yang penting untuk menentukan suatu penyakit. Tiap penyakit memiliki ciri khas demamnya masing-masing. Penyakit demam berdarah misalnya, pola demam adalah seperti tapal kuda. 

Demam akan tinggi pada tiga hari pertama, turun pada hari keempat hingga lima (yang disebut dengan fase kritis), lalu naik kembali. Beda halnya dengan penyakit tifoid, atau yang biasa masyarakat awam kenal dengan tipes. 

Demam akan naik perlahan-lahan seperti tangga, serta biasanya akan terjadi pada malam hari. Biasanya demam menetap hingga lebih dari tujuh hari.

Demam memang tidak dapat dianggap enteng. Lantas, hal apa yang perlu diperhatikan orangtua mengenai demam?

1. Demam adalah ketika suhu ketiak >37.5 derajat selsius

Mengukur panas anak tidak bisa dilakukan menggunakan tangan saja. Sebaiknya, setiap rumah tangga memiliki termometer sederhana (baik raksa maupun digital). Pengukuran suhu yang tepat dapat menyelamatkan anak dari bahaya demam. Selain itu, orang tua juga menjadi lebih rileks jika mengetahu pasti suhu tubuh anak.

2. Demam disertai dengan gejala lain

Demam seringkali hanya satu dari sekian gejala penyerta lainnya. Pada demam berdarah misalnya, bisa saja disertai dengan bintik-bintik merah, nyeri perut, mimisan. Pada penyakit tifoid demam dapat disertai mencret atau sebaliknya susah buang air besar, mual, muntah. 

Gejala-gejala penyerta tersebut dapat mengakibatkan kekurangan cairan. Orang tua harus aware dengan gejala lain selain demam, karena gejala tersebut juga dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

3. Demam yang tidak turun dengan penurun panas

Obat penurun panas merupakan barang yang wajib dimiliki. Ketika anak panas, bahkan sebelum dibawa ke pusat kesehatan, anak sebaiknya diberikan obat penurun panas terlebih dahulu sesuai dosis. Hal ini, terutama pada bayi, penting untuk mencegah reaksi tubuh seperti kejang. Jika dengan obat penurun panas suhu tubuh tidak kunjung turun, segera bawa anak ke pusat kesehatan.

4. Pemeriksaan laboratorium yang tepat

Seringkali ketika anak demam orangtua langsung meminta anak untuk dicek darah. Pemeriksaan laboratorium yang tepat, baik dari segi waktu maupun jenis yang perlu diperiksa, adalah hal esensial dalam menentukan diagnosis dan penanganan penyakit. Pada penyakit demam berdarah, pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan jika dalam tiga hari demam tidak turun, karena pada hari ketiga tersebut mulai terjadi kelainan pada darah. 

Jika pemeriksaan dilakukan sebelum tiga hari, dokter biasanya belum bisa menegakkan diagnosis demam berdarah, karena gejalanya akan tumpang tindih dengan gejala infeksi virus lainnya (seperti flu, dll.). 

Selain pemeriksaan darah, pemeriksaan laboratorium lain seperti kencing dan tinja juga dapat diminta jika ada gejala penyerta demam yang lain seperti nyeri kencing serta mencret.

Sebagai orang tua, demam dapat digunakan sebagai alarm pengingat mengenai kondisi anak. Jangan langsung panik! Tetap tenang karena penanganan yang tepat terhadap demam dapat menentukan kondisi anak selanjutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun