Mohon tunggu...
Agaprita Eunike Sirait
Agaprita Eunike Sirait Mohon Tunggu... Dokter - Salam hangat!

Seorang dokter yang sedang mengejar mimpinya, tertarik dengan kesehatan anak, dan senang menyalurkan pengalaman serta pengetahuannya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Hari Kesehatan Dunia dan Cakupan Kesehatan Semesta

6 April 2019   20:07 Diperbarui: 7 April 2020   07:54 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi petugas medis. (sumber: Freepik)

Pada tanggal 7 April merupakan momen yang penting bagi dunia kesehatan, yaitu saat diperingatinya Hari Kesehatan Sedunia. Hari Kesehatan Sedunia menjadi salah satu refleksi bagi Indonesia. Bangsa ini memiliki beban yang cukup berat dalam bidang kesehatan. Indikator kesehatan di Indonesia masih memiliki rapor merah. 

Tingkat mortalitas maternal mencapai 359 kematian setiap 100000 kelahiran, persentase anak usia kurang dari lima tahun yang pendek atau stunting 31%, kasus tuberkulosis mencapai 1 juta kasus tiap tahun, peningkatan kasus obesitas hingga 21%, serta meningkatnya kasus penyakit tidak menular termasuk peningkatan 63% pada kasus diabetes sejak tahun 2005. 

Dalam memperingati Hari Kesehatan Sedunia ini Organisasi Kesehatan Dunia, atau yang biasa dikenal dengan World Health Organization (WHO), mengusung tema cakupan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC). 

Sumber: World Health Organization (WHO)
Sumber: World Health Organization (WHO)

Sama seperti gerakan tagar #HealthforAll yang dikampanyekan WHO, UHC memiliki arti bahwa semua orang dapat mengakses layanan kesehatan kapan pun dan di mana pun dibutuhkan, tanpa kendala finansial. 

UHC merupakan wujud untuk mengakomodir kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Selain itu, WHO menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan primer, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), merupakan pondasi dari UHC. 

Pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam menangani permasalahan kesehatan masyarakat.

Tercapainya UHC merupakan salah satu target dari tujuan ketiga tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) yang dicanangkan oleh pemimpin-pemimpin dunia pada tahun 2015. 

Tujuan ketiga dari 17 tujuan tersebut adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. 

Melalui penguatan sistem kesehatan, diharapkan semua orang dapat mencapai UHC, termasuk perlindungan terhadap risiko finansial, akses terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses terhadap obat-obatan dan vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau bagi semua.

Seperti yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017, pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan SDGs. 

Demi tercapainya SDGs, pemerintah juga mendukung UHC dengan membentuk program UHC komprehensif yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan adanya JKN, pemerintah menargetkan UHC tercapai di Indonesia pada tahun 2019.

Bagaimanakah pencapaian Indonesia saat ini? Berdasarkan panduan dari WHO, terdapat tiga indikator untuk menentukan pencapaian UHC. Populasi yang ter-cover, pelayanan yang ter-cover, serta jumlah biaya yang ter-cover. Tahun 2019 sudah sampai di bulan keempat. Sekarang JKN merupakan sistem single-payer terbesar di dunia dengan 203 juta anggota pada Oktober 2018 atau sekitar 75.8% dari total penduduk di Indonesia. 

Dalam segi pelayanan, persentase masih sangat minimal hanya 18% yang ter-cover, serta jumlah biaya pribadi yang dikeluarkan untuk pelayanan tersebut juga masih sangat tinggi yaitu 48,3%. 

Target yang harus dicapai adalah 100% populasi yang ter-cover, lebih dari 90% pelayanan ter-cover, serta pengeluaran biaya pribadi tidak lebih dari 20%.

Perjalanan Indonesia untuk mencapai UHC memang cukup menantang dengan jumlah penduduk yang sangat besar hingga 262 juta jiwa, serta wilayah yang luas dan terdiri dari 17744 pulau yang tersebar. Kesenjangan sosial serta persebaran penduduk tidak merata juga merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa ini. Namun, tujuan tersebut bukan hal yang mustahil. 

Pelayanan kesehatan primer di Indonesia telah menunjukkan peningkatan selama dua dekade terakhir. Puskesmas di Indonesia telah meningkat dari 7669 pada tahun 2005 menjadi 9754 pada 2015, dengan lokasi di 92% kecamatan di Indonesia. Puskesmas dapat menangani beberapa masalah kesehatan yang lebih sederhana, dan jika dibutuhkan dapat melakukan rujukan ke rumah sakit.

Mewujudkan kesehatan bagi masyarakat bukan hanya sekadar upaya kuratif, namun juga preventif dan promotif. Usaha pencegahan untuk menghindari faktor-faktor risiko penyakit dengan mengubah gaya hidup seperti tidak merokok, memilih makanan yang sehat, aktivitas fisik, serta kesehatan mental merupakan komponen penting untuk mewujudkan kesehatan. 

Dengan gaya hidup sehat, diharapkan risiko terkena penyakit berkurang sehingga dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Kesehatan dapat meningkatkan produktivitas yang menambah daya saing bangsa, dan pada akhirnya membentuk pembangunan yang berkelanjutan. Selamat Hari Kesehatan Sedunia!

(Sumber data dari Journal Review: Universal health coverage in Indonesia: concept, progress, and challenges)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun