Sebagai tenaga medis jujur saja cukup kesal dengan pasien seperti itu karena sebenarnya penyakit tersebut tidak butuh penanganan cepat dan bisa datang saja ke poli.Â
Hal demikian kadang membuat seorang dokter lupa tugasnya sebagai pelayan. Pasien dalam keadaan seperti apa pun harus dilayani dengan sepenuh hati.
Sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus dalam hal medis, seorang dokter tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan orang awam.Â
Walaupun hal medis berhubungan dengan apa yang ada di dalam tubuh manusia, seorang manusia yang bukan dokter tidak memiliki sense yang sama seperti dokter yang juga seorang manusia.Â
Sebagai contoh adalaha kasus seorang anak yang demam tinggi namun tidak diberikan obat penurun panas oleh keluarga dan hanya dilakukan kompres saja karena beranggapan bahwa demamnya akan turun sendiri.Â
Padahal, demam tinggi pada anak sangat berisiko kejang yang jika didiamkan saja bisa menyebabkan kerusakan otak.Â
Contoh lain adalah misal pasien dewasa memiliki luka di kaki yang tidak kunjung sembuh sekian lama namun didiamkan saja sehingga akhirnya membusuk.Â
Pasien tersebut berharap dengan dibersihkan atau diberi obat seperti betadine lukanya akan membaik. Padahal ternyata pasien tidak tahu bahwa luka yang tidak kunjung sembuh memiliki komplikasi infeksi ke seluruh tubuh (sepsis) yang dapat menyebabkan kematian.
Kasus-kasus di atas sebenarnya sering membuat dokter geleng-geleng kepala. Namun sebenarnya, hal tersebut wajar karena sekali lagi pasien adalah orang awam.Â
Tidak boleh disamakan dengan dokter yang memang sudah belajar secara khusus. Oleh karena itu, penting sekali bagi dokter untuk memberikan edukasi serta konseling bagi pasien dan keluarga.
Selain itu, ketika seorang dokter menghadapi banyak pasien banyak dari kami yang lupa bahwa pertemuan dengan dokter itu merupakan hal yang istimewa bagi pasien. Seorang pasien menyempatkan waktunya untuk mendapatkan pelayanan medis dari dokter dengan harapan menjadi sehat.