Mohon tunggu...
Eko Setiaone
Eko Setiaone Mohon Tunggu... Freelancer - Human-Center Oriented Activism, Participatory Planner, Story Teller, Free man

"Kesalahan besar bangsa ini adalah seringkali melupakan sejarah, dan mengabaikan aspirasi orang-orang kecil. Dunia sudah modern, seharusnya tak menjadi penghalang. Saya memelajari sejarah dan mencari aspirasi dari masyarakat marginal untuk melawan kesembarangan pemerintah/ perusahaan/ pelaku usaha. Dunia tak akan adil jika semua orang menjadi kapitalis"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

ITB, Kampus Eksklusif

25 Oktober 2019   08:03 Diperbarui: 25 Oktober 2019   12:49 3064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampus ITB, Kamis (9/8/2018). | Foto: Tribun Jabar/Yongky Yulius

Saya ingin, ke depan ada upaya bersama pembinaan pemuda lokal (kader karang taruna kecamatan Coblong) bersama Mahasiswa ITB. Kalau perlu, kita adakan kerjasama. Toh, banyak kasus bunuh diri mahasiswa akhir-akhir ini di wilayah kami. Ya wajar kami tak tau, mereka (korban). Mereka sendiri sedari awal menutup diri.", ungkap Agus

Sependapat dengan Agus, Dani, sebagai tokoh agama di Kelurahan Sekeloa menyatakan bahwa hari ini antara lingkungan kampus (akademisi), pemerintahan lokal dan masyarakat harus mencanangkan terobosan, suatu aktivitas kegiatan kemahasiswaan yang lebih membaur dan melibatkan masyarakat setempat.

"Dulu, saya lihat mahasiswa ITB itu sering Ngajar ngaji dan bantu-bantu warga bergotong royong tiap minggu di kelurahan. Tetapi sekarang sudah jarang, mahasiswa mau beraktivitas lagi bersama masyarakat. Sedih rasanya, apalagi mereka kan statusnya sudah jadi warga kami (meski pendatang). Saya ingin komunitas atau kegiatan dulu, bisa didukung oleh pihak kampus", papar Dani.

Dengan demikian, kita perlu mundur beberapa langkah ke belakang (masa lalu), untuk mengingat romantisme masyarakat lokal dengan mahasiswa dulu atau pendatang di Kota Bandung. 

Tidak semua produk perguruan tinggi bernilai riset/ tulisan/ publikasi jurnal yang unggul, peran nya sebagai agregator, aktivator, kolaborator dan inisiator di tengah pragmatisme masyarakat urban jauh lebih penting dibutuhkan hari ini. 

Ada tanggung jawab besar, mendayagunakan masyarakat setempat (lokal) dengan potensi sumber daya ITB. Lebih jauh, bagaimana kampus itu bisa hadir di tengah masyarakat dan jadi wahana bermain warga setempat. 

Tujuan akhirnya, agar lulusan nya dapat diterima di masyarakat. Karya nya membumi dan dihargai oleh masyarakat. Bukan-kah, kampus ITB masih melahirkan putra-putri terbaik bangsa?

-Sekian, dan terima kasih.

Disusun Oleh
Eko Fajar Setiawan, Tenaga Relawan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Kecamatan Coblong 

Sumber:

1. Himpunan wawancara unsur masyarakat, pemerintahan dan tokoh representasi masyarakat se Kecamatan Coblong, 2018-2019
2. Sumber literasi dan dokumentasi pribadi, 2019
3. Foto google, 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun