Mohon tunggu...
Agam Sidro
Agam Sidro Mohon Tunggu... -

lelaki yang sibuk dengan dirinya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajar Anak Gaya Berciuman

13 Juni 2011   14:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi anda yang memiliki anak, adik, ponakan, saudara, tetangga yang masih kecil berhati-hatilah dengan segala sesuatu. Bagi mereka, segala sesuatu masih baru. Karenanya berhadapan dengan yang baru mereka butuh penyesuaian. Mereka akan belajar dari apa yang dikatakan dan dari apa yang mereka alami sendiri. Maka dalam hal ini peran orang tua, atau mereka yang lebih duluan makan sama garam sangat diperlukan.

Salah satu hal yang perlu diajarkan kepada anak adalah bagaimana memanfaatkan indra penciuman mereka agar tidak berbahaya bagi fisik dan kesehatannya. Dari beberapa pengalaman saya melihat anak-anak, mungkin beberapa tips berikut bisa dipakai:

Mencium buah yang bergetah

Saya pernah menjumpai seorang anak yang hidungnya luka. Setelah saya tanyakan, ternyata hidungnya terkena gatah buah mancang. Mancang dikenal dengan aromanya yang tajam. Memang tidak semua orang menyukainya, namun bagi yang doyan, mancang disukai karena seratnya yang banyak. Anak-anak pada umumnya menyukai mancang, setidaknya aromanya. Jadi hati-hati membiarkan anak anada mencium mancang, bisa-bisa hidungnya luka terkena getah. Buah lain yang bergetah adalah beberapa jenis mangga, terutama yang baru dipetik. Kalau mau mencium  mangga, pastikan tidak sampei lengket dihidung, cukup mendekatkannya saja.

Mencium buah Berduri

Apalagi kalau bukan durian.  Hati-hati membiarkan anak mencium durian. Sebab selain baunya yang tajam, dirian juga punya duri yang tajam. Kalau saja anak anda sampai mencium durian dan mengenai duri di hidungnya, sudah bisa dipastikan hidungnya akan luka. Jadi ajarkan anak mencium durian. Letakkan tangan di atas durian (jangand i tekan) lalu ciumlah dari punggung tangan. bau durian yang keras dan tajam akan emnembus tangan.

Kalau Mencium Sampah

Dalam kondisi kota (dan desa) di Indonesia di mana sampah bertebaran di mana-mana, maka perlu juga mengajarkan anak bagaimana jika ia berhadapan dengan setumpuk sampah yang berbauk. Mungkin sudah ada naluri kemanusiaan untuk segera menutup hidung saat berhadapan dengan sampah. Namun jangan salah, jika salah menutup hidung malah akan terjadi hal-hal yang buruk lain sebab akan terganggu pernafasan. jadi ajarkan anak bernafas dengan mulut. Dalam lingkungan yang penuh bau, maka bernafas dengan mulut sangat diperlukan.

Mencium bau badan

Tidak enak juga rasanya kalau lagi membawa anak dan berjumpa dengan teman yang berbau badan si anak langsung mengatakan kalau teman kita badannya bau. Itu bisa membuat si teman tidak nyaman. Pelu mengajarkan kepada anak bagaimana jika berhadapan dengan kondisi demikian. Kalau denga temannya bagaimana, kalau dengan teman orang tuanya bagaimana, kalau dengan orang yang belum dikenal bagaimana. Mungkin salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menghidar terlalu dekat dengan orang yang demikian, atau mempersingkat pembicaraan. Bisa juga si anak disuruh bermain lebih jauh dan akan segera kita jumpai begitu selesai.

Mencium Asap Rokok

Kesal juga kepada perokok yang tidak peduli dan bertanggung jawab dengan asap yang dihasilkannya. Jika seoran perokok bertanggung jawab, harusnya ia menghisap semua asap dari rokoknya, jangan sampai mebawa petaka bagi orang lain, terutama anak-anak. Jadi kalau anak berhadapan dengan perokok, pastkan ia berada di sisi yang tidak secara langsung terkena asap rokok. Biasa juga memintany menunggu di tempat lain. Atau anda bisa segera akhiri pembicaraan dengan perokok yang membuat anak anda sakit nantinya.

Beberapa hal di atas masi bisa ditambah dengan berbagai gaya lain. Namun yang pasti berbagai gaya ciuman akan dipelajari sendiri oleh anak seiring dengan pertambahan usianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun