Menunggu hingga hampir enam jam di Bandara Internasional O'hare, Chicago bukan hal yang mudah. Perjalanan  dua hari dari Jakarta menuju negeri Paman Sam membutuhkan kesabaran. Apalagi, bagi saya pertama kalinya ke Benua Kaya ini. Ada perasaan was-was saat menghadap para petugas homeland security. Antara geram dan senang campur aduk saat menanti giliran.Â
Meskipun datang dalam satu grup, tidak menjami mereka akan memanggil secara bergiliran. Saya tidak ingat lagi siapa yang pertama dipanggil. Dendy Mongoumery satu anggota rombongan kami yang dipanggil khusus. Bagi Dendy tak mengapa, karena dia menguasai bahasa Inggris dengan lancar. Manyan penyiar TVRI Banda Aceh saat itu sempat dipertanyakan nama family atau keluarganya yang mirip orang Amerika, Moungomery, satu nama county atau setingkat kecamatan di Ohio-negeri bagian Amerika Serikat.Â
Iwan Malik-produser RCTI Jakarta juga sempat tertahan. Nama belakang yang mirip nama orang Islam mungkin membuat mereka curiga. Malik juga dipanggil khusus. Satu teman kami-Muhammad Yusuf dari TVRI Pusat yang berangkat terpisah dari kami sempat tertahan di Singapura. Yusuf baru tiba di Chicago satu hari kemudian.Â
Kegelisahan kami bercampur dengan pemandangan yang kurang menyenangkan di terminal kedatangan Bandara Ohare. Apalagi kami menyaksikan seorang pendatang-mungkin saja dari Timur Tengah mondar-mandir menenangkan anaknya. Lelaki berperawakan brewok ini malah lebih dahulu mendarat di homeland security tapi belum dipanggil juga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H