Mohon tunggu...
Mukhtaruddin Yakob
Mukhtaruddin Yakob Mohon Tunggu... Pekerja Media -

Saya seorang pekerja Pers untuk sebuah media televisi. Gemar menulis dan suka diskusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"He has Gone" (Rusdi Mathari)

2 Maret 2018   21:32 Diperbarui: 3 Maret 2018   18:38 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pesan dari whatsapp masuk ke grup WA Aliansi Jurnalis Independen (AJI)   Banda Aceh. Saya langsung baca, oh, ternyata dari Husaini Nurdin, kontributor Acehkita.com yang saat ini jadi freelancer. Sosok anak muda yang baru saja resign dari sebuah LSM antikorupsi ini memang rajin mengirim kabar ke grup WA dan nyaris tak pernah absen update status. 

"Innalillahi wainnailaihi rajiun, telah berpulang ke Rahmatullah Rusdi Mathari- sang wartawan senior Indonesia. Begitu Husaini menyampaikan satu pesan yang diakui dikutip dari status facebook Nezar Patria- mantan ketua AJI Indonesia yang saat ini menjadi anggota Dewan Pers Indonesia dan Pemred The Jakarta Post. Anak Aceh kebanggaan Indonesia dalam bidang jurnalistik. 

Sontak saja saya kaget bercampur sedih. Kaget karena belum lama saya dan Husaini membicarakan sekilas sosok Rusdi Mathari yang mengidap kanker namun tak menerima bantuan orang. Rusdi menjalani sendiri hari-hari terakhir saat digerogoti kanker dalam suasana idealisnya. Penghujung 2017, Cak Rusdi  bersama Nezar Patria masih sempat menulis biografi Adnan Ganto,-warga pedalaman Aceh jadi bankir dunia. 

Saya memang tak begitu mengenal sosok Rusdi Matari. Jurnalis nasional yang kesohor. Pernah satu kali-saya tidak ingat lagi kapan- bertandang ke kantor AJI Banda Aceh. Saat itulah saya mengenalnya secara langsung, namun tak begitu lama terlibat komunikasi. Sekilas almarhum kelihatan orangnya asik dan bersahaja juga menghargai mereka yang junior atau pemula. Wajar jika sedih mendapatkan informasi kepergiaannya. 

Sosok Idealis, begitu kata yang keluar saat mengenang sang senior yang mempertahankan idealismenya. Tak banyak jurnalis di Indonesia yang mampu bertahan dengan bermacam godaan dalam dunia persilatan Indonesia. Tapi Rusdi menunjukkan itu. Teguh pada sikap, setia pada profesi, menjunjung tinggi harga diri. Karena saat, harga diri digadaikan, apa guna hidup penuh cibiran dan caci maki. Selamat jalan Cak Rusdi, semoga ada  Cak Rusdi yang lain yang bisa meneruskan idealismemu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun