"Ci lom, bek bagah that (Coba lagi, jangan cepat-cepat)," saran teman mereka yang lain.
Para murid ini kepayahan mendorong gerobag baca karena kandas di tumpukan kerikil yang baru ditimbun. Karena cuaca panas, sebagian di antara mereka mulai berpeluh keringat karena kesusahan mendorong gerobak di antara kerikil. Kerikil tersebut baru saja ditimbun di halaman sekolah yang sempat becek agar bisa dilalui.
Kepala sekolah, Pak Marhaban pun ikut membantu. Dia bersama petugas berusaha mengangkat ban gerobak yang sempat terbenam kerikil supaya mudah didorong. Sedangkan rekan mereka sudah tak sabar ingin mendapatkan buku favoritnya saat "Gerobag Baca" dibuka.
"Nah, coba dorong lagi sekarang!" pinta Pak Marhaban sambil terus membantu.
Setelah bersusah payah, gerobag baca ini berhasil juga dikeluarkan meskipun hanya beberapa meter saja dari garasinya. Seperti tersengat, para murid pun berebutan nyaris membuat petugas kewalahan.
"Hai, jangan rebutan, tunggu giliran. Yang tertiblah," ujar petugas yang mulai kewalahan.
"Ayo baris yang tertib, jangan berebut!"
Beberapa ibu guru pun harus nimbrung menertibkan sambil membantu kepala sekolah mereka.
Literasi sekolah
Murid lelaki berusaha mendahului murid perempuan untuk mendapatkan bacaan favorit. Muhammad Riyan satu dari murid lelaki yang berhasil mendapatkan bacaan idolanya. Murid kelas V ini memilih buku cerita bergambar permainan sepak bola.