Mohon tunggu...
Mukhtaruddin Yakob
Mukhtaruddin Yakob Mohon Tunggu... Pekerja Media -

Saya seorang pekerja Pers untuk sebuah media televisi. Gemar menulis dan suka diskusi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kutip Sumber Bukan Berarti Copas

21 Juli 2013   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:14 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah dialog di televisi belum lama ini mempersoalkan kualitas karya intelktual di Indonesia. Seorang host menyebutkan bahkan kondisi kekinian intelektual generasi muda dan kaum akademisi atau orang-orag yang terlibat di dunia pendidikan sangat rendah. Barometernya adalah kualitas karya yang dihasilkan, seperti resensi buku atau rangkuman pelajaran di sekolah dan kampus.

Host mencontohkan, perkembangan teknologi informasi memudahkan bagi siapa pun mencomot karya yang ada di internet atau softcopy milik siapa saja yang bisa disalin atau nama kerenya, copy paste. Tool copy paste atau copas merasuki dunia kita sekarang ini. Jalan pintas menjadi pilihan, karena budaya malas mencari dan membaca, maka plagiasi menjadi pembenaran, padahal itu pelanggaran etika dan hak intelektual.

Host ini pun menambahkan, jika siswa dan mahasiswa saat ini tak terbiasa membaca sebuah buku yang bagus jika diberi tugas merangkum. Dia memilih buku elektonik atau materi elektonik lainnya yang memudahkan untuk disalin. Tak salah, jika ada anggapan, teknologi menjebak kita berkurang tanggugjawab dan profesional karena ingin mudah dan murah, padahal tindakan ini jelas mencuri karya cipta orang lain.

Ada pendapat yang menyatakan, mengutip dengan menyebut sumbernya tidak jadi soal. Namun, tidak banyak yang melakukan seperti ini karena gengsi tak diakui sebagai karyanya. Warning bagi blogger, karena plagiasi bisa dijerat dengan UU  No. 11 Informasi dan Traksaksi Elektronik dan UU Telekomunikasi. Sekali atau dua kali bisa lolos, jika ketahuan seumur hidup tak bisa berkarya.

Mendapatkan referensi melalui internet memang hal sangat gampang dan cepat. Tinggal klik  di mesin pencari, hampir semua keinginan kita tercapai. Sekali lagi, etika dan moral menjadi penting. Bukan cuma tanggungjawab, tapi juga kualitas intelektual yang bisa dipertanggungjawabkan.

Bagi yang sering menulis, sebutan sumber referensi menjadi poin penting. Namun, bukan berarti memasukkan bahasa secara gamblang tanpa membahasakan sendiri. Jika itu dilakukan, sama saja dengan karya kita adalah rangkuman pendapat orang yang kita kumpulkan.

Pengalaman saya sebagai penulis, makin banyak referensi yang relevan, makin tinggi kualitas karya kita. Tapi sekali lagi bukan pindah tempat atau copas karya orang lain ke karya kita. Maka, budayakan mengutip dengan penuh rasa tanggungjawab menyebutkan sumbernya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun